Identifikasi Adverse Drug Reactions Penggunaan Antibiotik pada Pasien Rawat Inap Dewasa beserta Faktor-Faktor Risikonya di RSUP dr. Sardjito, Yogyakarta

Idha Ayu Phramesti Khrisna Dhevi, Dr. Ika Puspita Sari, S.Si., M.Si., Apt

2019 | Skripsi | S1 FARMASI

Adverse Drug Reactions (ADRs) merupakan suatu respon yang tidak dikehendaki dan membahayakan karena penggunaan obat dosis lazim pada manusia, baik untuk tujuan diagnosa, profilaksis, terapi maupun modifikasi fungsi fisiologis. Penggunaan antibiotik di Indonesia pun cukup tinggi, padahal ADRs yang terjadi ternyata cukup besar pada antibiotik. Terjadinya ADRs dapat membahayakan pasien bahkan ada yang dapat menyebabkan kematian. Untuk itu mengenal berbagai faktor risiko yang dapat menimbulkan ADRs menjadi hal yang krusial agar dapat menjamin keamanan proses pengobatan pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah dapat mengetahui bentuk dan persentase kejadian ADRs karena penggunaan antibiotik pada pasien rawat inap dewasa beserta faktor-faktor risikonya. Penelitian ini dilakukan di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta secara observasional yang prospektif dengan rancangan penelitian cross-sectional dengan analisis data secara deskriptif pada bulan. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Identifikasi ADRs dilakukan dengan Algoritma Naranjo dengan dibantu skala keparahan Hartwig. Data diambil secara prospektif pada bulan Mei-Juni 2019, dengan data rekam medik dan kartu obat yang ada di setiap bangsal lalu dilanjutkan dengan melakukan wawancara dengan pasien dan monitoring. Hasil penelitian ini adalah pada 47 pasien yang dirawat di Instalasi Rawat Inap I RSUP dr. Sardjito, 13 pasien (27,66 %) diantaranya mengalami ADRs tipe A dan tipe B dengan total kejadian sebanyak 19. Adverse Drug Reactions tipe A terjadi pada 5 pasien (26,32%) sedangkan ADRs tipe B terjadi pada 14 pasien (73,68%) sehingga 1 pasien dapat memiliki lebih dari 1 ADRs. Bentuk ADRs tipe A yang terjadi adalah mual-mual (10,52%) , ISK jamur (10,52 %), dan candidiasis oral (5,26%), sedangkan bentuk ADRs tipe B yang terjadi adalah anemia (5,26%), hipokalemia (21,05%), trombositopenia (21,05%), serta gatal dan ruam (26,32%).

Adverse Drug Reactions (ADRs) a response to a drug which is noxious and unintended and which occurs at doses normally used in man for prophylaxis, diagnosis, or therapy of disease or for the modification of physiologic function. The usage of antibiotics in Indonesia is relatively high, it then causes a high risk of ADRs occurrence in the consummation of antibiotics. The cases of ADRs potentially harm the patients or even cause death. Therefore understanding the various risk factors that can cause ADRs is crucial to ensure the safety of the patient's treatment process. The purpose of this study was to determine the form and percentage of ADRs due to the use of antibiotics in adult inpatients and their risk factors. This study conducted in RSUP dr. Sardjito Yogyakarta was a prospective observational study with a cross-sectional design with descriptive data analysis . The data was collected by purposive sampling. The identification of ADRs is using Naranjo Algorithm and scale of Hartwig's severity. The data was taken prospectively from May to June 2019 with medical record and drug cards which available in each ward then continued with conducting patient interviews and monitoring. The results of this study were 13 patients (27.66%) of 47 patient in Inpatient Installation I (IRNA I) RSUP dr. Sardjito had type A and type B ADRs with a total incidence of 19. Type A ADRs occurred in 5 patients (26.32%) and Type B ADRs occurred in 14 patients (73, 68%) so that 1 patient can have more than 1 ADRs. The type A ADRs that occur are nausea (10.52%), fungal UTI (10.52%), and oral candidiasis (5.26%), while the type B ADRs that occur are anemia (5.26% ), hypokalemia (21.05%), thrombocytopenia (21.05%), and itching and rash (26.32%).

Kata Kunci : Adverse Drug Reactions, Antibiotik, Faktor risiko/Adverse Drug Reactions, Antibiotic, Risk Factor