Laporkan Masalah

ASPEK SOSIAL TATA RUANG RUMAH JAWA DI DAERAH INTI PURA MANGKUNEGARAN SURAKARTA MASA MANGKUNEGARA VII (1916-1944)

TAMBAK SIHNO P, Dr. Mimi Savitri, M.A

2019 | Tesis | MAGISTER ARKEOLOGI

Kadipaten Mangkunegaran sebagai pusat pemerintahan daerah dibawah Kasunanan Surakarta berusaha menerapkan nilai-nilai barat tanpa meninggalkan kebudayaan Jawa. Nilai-nilai barat tersebut dipraktikkan baik dalam Politik, militer, pendidikan, birokrasi, keuangan, hingga bangunan di Pura Mangkunegaran. Hal ini menjadi menarik untuk dikaji baik dari sisi tradisional maupun sisi modern. Dari segi fisik, modernisasi di Mangkunegaran menimbulkan ciri khas yang tampak di Pura Mangkunegaran. Tata ruang Pura Mangkunegaran memiliki makna yang bisa saja diartikan sebagai identitas sosial atau upaya untuk mempertahankan eksistensi suatu identitas sosial dan kebudayaan Jawa. Dari sudut pandang kajian tata ruang Pura Mangkunegaran memiliki keunikan mengingat kompleks Pura Mangkunegaran memiliki tata ruang yang kental dengan tradisi Jawa. Sebagai rumah Jawa, Pura Mangkunegaran terlalu megah dibanding rumah Jawa pada umumnya, namun tetap saja tidak bisa lebih megah dari Keraton Kasunanan Surakarta karena terikat oleh aturan-aturan tertentu. Penelitian ini akan mengkaji tata ruang daerah inti Pura Mangkunegaran sebagai pusat pemerintahan maupun sebagai rumah tinggal. Penelitian hanya akan difokuskan pada penerapan konsep tata ruang bangunan tradisional Jawa pada daerah inti Pura Mangkunegaran dan aspek sosial pada tata ruang Pura Mangkunegaran. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan mempelajari bagaimana konsep tata ruang dan konsep sosial terkait tata ruang pada bangunan hunian Jawa dan Pura Mangkunegaran. Metode wawancara dan metode survei juga akan digunakan untuk mengumpulkan data. Hasil data pustaka akan dibandingkan dengan hasil observasi lapangan untuk mendapatkan keterkaitan antara keduanya sehingga mampu menjawab permasalahan penelitian. Rumah menurut masyarakat Jawa memiliki berbagai arti selain sebagai tempat berlindung saja, masyarakat jawa menganggap rumahnya sebagai cerminan dari penghuni dan juga lingkungannya. Rumah Jawa merupakan perwujudan falsafah hidup orang Jawa terhadap diri sendiri maupun lingkungan masyarakat. Tata ruang rumah jawa yang paling lengkap terdiri dari pendopo, peringgitan, dalem. Di dalam dalem terdapat tiga kamar atau senthong yaitu senthong tengah, senthong kiwo dan senthong tengen. Di bagian belakang rumah terdapat dapur dan kamar mandi. Sedangkan di bagian kiri dan kanan dalem terdapat gandhok kiwo dan gandhok tengen. Rumah Jawa yang memiliki ruangan yang lengkap salah satunya adalah Pura Mangkunegaran. Tata ruang Pura Mangkunegaran Surakarta jika dicermati memiliki aspek sosial yang terkandung didalamnya.

The Pura Mangkunegaran as the center of the regional government under the Surakarta Sultanate tried to apply western values without abandoning Javanese culture. These western values are practiced in politics, military, education, bureaucracy, finance, and buildings in Pura Mangkunegaran. This becomes interesting to study both from the traditional and the modern side. From a physical perspective, modernization in Mangkunegaran gives rise to the distinctive features of the Pura Mangkunegaran. Pura Mangkunegaran layout has a meaning that can be interpreted as a social identity or an effort to maintain the existence of a Javanese social and cultural identity. From the spatial organization perspective study, Pura Mangkunegaran is unique considering that the Pura Mangkunegaran complex has a Javanese tradition that has a thick spatial layout. As a Javanese house, Mangkunegaran Temple is too majestic compared to Javanese houses in general, but it still cannot be more magnificent than the Surakarta Kasunanan Palace because it is bound by certain rules. This study will examine the spatial layout of the Pura Mangkunegaran core as a center of government and as a residence. The research will only focus on the application of traditional Javanese building spatial concepts in the core area of Pura Mangkunegaran and the social aspects of the Pura Mangkunegaran layout. The first step is to learn how the spatial concepts and social concepts related to spatial structure in Javanese residential buildings and Pura Mangkunegaran. The interview method and survey method will also be used to collect data. The results of the library data will be compared with the results of field observations to get the relationship between the two so that they can answer the research problems. Houses according to Javanese society have various meanings other than as a place of refuge, the Javanese community considers their home as a reflection of the residents and their environment. The Javanese house is a manifestation of the Javanese philosophy of life for oneself and the community. The most complete Javanese house layout consists of pendopo, peringgitan, dalem. In the palace there are three rooms or senthong, namely senthong tengah, senthong kiwo and senthong tengen. At the back of the house there is a kitchen and bathroom. While on the left and right side of the palace there are gandhok kiwo and gandhok tengen. Javanese houses that have complete rooms, one of which is Pura Mangkunegaran. The layout of the Pura Mangkunegaran Surakarta if observed has the social aspects contained in it.

Kata Kunci : Kata Kunci: Pura Mangkunegaran, Rumah Jawa, Tata Ruang/Keyword: Pura Mangkunegaran, Javanesse Traditional House, Spatial Organization

  1. s2-2019-404281-abstract.pdf  
  2. s2-2019-404281-bibliography.pdf  
  3. s2-2019-404281-tableofcontent.pdf  
  4. s2-2019-404281-title.pdf