ANALISIS PENGARUH GEOMETRI KUBAH TERHADAP KONDISI AKUSTIK MASJID ULIL ALBAB UII MENGGUNAKAN CATT-ACOUSTIC
FALDI HARIS, Sentagi Sesotya Utami, S.T., M.Sc., Ph.D;Ir. R.Sugeng Joko Sarwono, M.T., Ph.D.
2019 | Skripsi | S1 TEKNIK FISIKAMasjid ialah bangunan pusat aktivitas peribadahan umat Islam. Ditinjau dari sudut pandang akustik seluruh aktivitas di dalam masjid menghasilkan bunyi ucapan atau percakapan. Masjid di Indonesia memiliki atap kubah yang dapat berbeda bentuknya. Keberadaan kubah pada akustik ruang masjid menentukan sebagian kualitas suara didalam masjid. Kualitas suara menentukan Kenyamanan akustik untuk setiap aktivitas di masjid seperti kemengertian ucapan sekaligus suasana tenang yang menghasilkan konsentrasi dalam ibadah. Renovasi yang dilakukan pada masjid Ulil Albab UII merubah material dan geometri. Salah satu yang berubah adalah bagian kubah yang awalnya kubah dengan bagian dalam rata menjadi kubah dengan bentuk gerigi di dalamnya. Perubahan bentuk kubah akan mempengaruhi kualitas akustiknya. Hasil yang didapat menunjukan bahwa nilai T30 pada pemodelan bervariasi tergantung dengan letak pendengar. Pendengar yang berada dekat dengan sumber/kubah mendapatkan nilai T30 yang baik yaitu pada rentang 2,57- 3,06 detik. Waktu yang dibutuhkan bunyi untuk meluruh sampai 30 dB di dalam kubah singkat. Faktor yang mempengaruhi singkatnya T30 adalah geometri kubah. Pengaruh berubahan geometri kubah menimbulkan koefisien hamburan yang dapat merubah kualitas akustik ruang. Koefisien hamburan yang kecil membuat T30 lebih kecil. C50 pada titik di bawah kubah bernilai positif yaitu 0,4 dB, 3,8 dB, 4,3 dB, 4,4 dB dan 4 dB masing-masing pada titik 3,7,8,9 dan 13. Hal ini menunjukan pendengar yang berada di bawah kubah mendapatkan kejernihan suara yang baik dan kejernihan suara dipengaruhi oleh jarak dan geometri kubah. Perbandingan RASTI pengukuran dan pemodelan terhadap geometri kubah tidak mengalami perubahan yang signifikan. Perubahan nilai RASTI menurun pada posisi di bawah kubah tetapi masih dikategorikan bagus.
Mosque is an important building for Muslim which is mostly used for worship activities. The geometry of mosques in indonesia come in variety of shape including those with dome roofs or ceiling. The existence of a dome in a mosque determines most of the acoustical condition that create an influence to the noise of the material. The acoustical condition determines pleasantness of every activity in the mosque such speech intellibility determines most of the acoustic condition for every activity in the mosque as speech intelligibility and calm ambience that could make more concentration . The renovation that happened at the Ulil Albab UII mosque change the acoustical condition due to changes on the material and geometry. One that changes is the part of the dome is suspected to from a flat surface to a dome with tooth shape surface. The T30 values obtained from the simulation varies for each audience positions. Audience close to the source / dome have good T30 in the range 2,57 to 3,06 second with an average of 2,73 second. The factor that influenced the T30 values is the dome geometry. The effect of changing the geometry of the dome causes scattering coefficients that could also influence th acoustics quality. As small scattering coefficient create a smaller T30. Change on the C50 at the position below the dome is positive, which is 0,4 dB, 3,8 dB, 4,3 dB, 4,4 dB and 4 dB respectively at points 3,7,8,9 and 13. This shows that the good listening quality under the dome is affected by the dome geometry. The comparison of RASTI obtained from in site values measurements with the modeling of the dome geometry did not have significant differences. RASTI conditons eventhough the dome had been encountered are slightly still categorized as good.
Kata Kunci : T30, critical value, scattering coefficient, CATT-Acoustic,kubah