POLA PENGOBATAN SINDROMA DEPRESI PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI RS JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG PERIODE 2018

Yurida Ni'ma Annisa, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt.

2019 | Skripsi | S1 FARMASI

Terapi depresi utamanya adalah dengan antidepresan. Namun, pola pengobatan sindroma depresi sebagai satu bagian gejala yang menyertai gangguan jiwa mungkin lebih rumit dan menarik untuk diketahui. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola pengobatan sindroma depresi pada pasien gangguan jiwa di RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang. Penelitian ini merupakan studi non-eksperimental dengan metode evaluasi deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari data catatan rekam medis pasien pada kasus rawat jalan dan inap 1 Januari - 31 Desember 2018. Total jumlah kasus sebanyak 147 kasus, terdiri dari 123 kasus skizoafektif tipe depresif (F21.5), 18 kasus depresi pasca skizofrenia (F20.4), 4 kasus gangguan campuran ansietas dan depresi (F41.2), dan 2 kasus bipolar episode sekarang depresi berat dengan gejala psikotik (F31.5). Monoterapi fluoksetin menjadi pola penggunaan antidepresan terbanyak pada kasus skizoafektif tipe depresif di rawat jalan (52,63%) dan inap (69,14%). Pada kasus depresi pasca skizofrenia didominasi monoterapi escitalopram (60,00%) di rawat jalan dan monoterapi fluoksetin (61,54%) di rawat inap. Jumlah penggunaan antidepresan terbanyak adalah fluoksetin pada kasus skizoafektif tipe depresif (77,14%) dan depresi pasca skizofrenia (58,82%). Presentase kesesuaian terapi antidepresan adalah 100% sesuai obat pada seluruh kasus dan sebagian besar sesuai dosis dengan standar Kepmenkes dan guideline APA tahun 2010.

Therapy of depression is with antidepressants. However, the treatment pattern of depression syndrome as a part of the symptoms that accompany mental disorders may be more complicated and interesting to know. This study was conducted to determine the treatment pattern of depression syndrome in patients with mental disorder in Prof. Dr. Soerojo Mental Hospital Megelang. This research is a non-experimental study with descriptive evaluation method. Data retrieval is done retrospectively from medical record data of patients in outpatient and inpatient cases 1 January - 31 December 2018. The total number of cases was 147 cases, consisting of 123 depressive-type schizoaffective cases (F21.5), 18 post-schizophrenic depression cases (F20.4), 4 cases of mixed anxiety disorders and depression (F41.2), and 2 cases of bipolar disorder, current episode depressed, severe, with psychotic features (F31.5). Fluoxetine monotherapy became the most common pattern of antidepressant use in depressive-type schizoaffectives in outpatients (52.63%) and inpatient (69.14%). In post-schizophrenic depression cases dominated by escitalopram monotherapy (60.00%) in outpatient and fluoxetine monotherapy (61.54%) in inpatient. The highest number of antidepressant use was fluoxetine in depressive-type schizoaffective (77.14%) and post-schizophrenic depression (58.82%). Percentage of suitability of antidepressant therapy is 100% by right drug parameter in all cases and most of is right dose with the Ministry of Health standards and the 2010 APA guidelines.

Kata Kunci : sindroma depresi, pola pengobatan, antidepresan, gangguan jiwa/depression syndrome, treatment pattern, antidepressants, mental disorders