Potret Penyediaan Listrik Mandiri Berbasis Masyarakat (Studi tentang Proses Pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Desa Andung Biru, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo)
MOHAMMAD FARID BUDIONO, Prof. Dr. Susetiawan, SU
2019 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAANListrik menjadi salah satu jenis energi yang dibutuhkan saat ini. Sebagian besar aktivititas manusia membutuhkan listrik. Namun, faktanya rasio elektrifikasi di Indonesia masih belum mencapai angka seratus persen. Hal ini berarti masih ada masyarakat yang belum mendapatkan listrik. Salah satu desa yang belum mendapatkan listrik ialah Desa Andung Biru yang terletak di Kabupaten Probolinggo. Solusi dari kondisi tersebut adalah masyarakat mengembangkan pembangkit listrik mandiri yang disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro. Dari tahun 1993 hingga sekarang, pembangkit mandiri ini telah mampu bertahan dan menerangi masyarakat. Berangkat dari hal tersebut menghantarkan penelitian ini pada upaya pencarian jawaban atas pertanyaan bagaimana proses pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang dilakukan masyarakat di Desa Andung Biru sebagai upaya penyediaan energi listrik secara mandiri di daerahnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang dilakukan masyarakat di Desa Andung Biru sebagai upaya penyediaan energi listrik secara mandiri di daerahnya. Penelusuran jawaban penelitian dikerangkai oleh tiga konsep yaitu konsep dimensi sosial teknologi, pengelolaan sumber daya berbasis komunitas dan partisipasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif-deskriptif. Sumber informasi yang digunakan ialah individu-individu yang erat hubungannya dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro. Sehingga sumber informasi berasal dari pengurus, masyarakat penerima manfaat baik dari rumah tangga dan lembaga serta pemerintah desa yang dipilih dengan teknik purposif. Hasil penelitian yang diperoleh ialah proses pengelolaan PLTMH tersebut mengandung empat aktivitas atau peristiwa yang saling berhubungan. Pertama, PLTMH diawali dengan munculnya ide dari seorang penduduk lokal yang bernama Bapak Rasid. Kedua, penemuan ide tersebut diaplikasikakan dengan membangun PLTMH yang dalam perjalanannya melibatkan berbagai aktor baik dari dalam dan luar desa. Ketiga, pengelolaan organisiasi tercermin dari dikelolanya PLTMH tersebut secara bersama-sama dalam kelompok Tirta Pijar. Terakhir, masyarakat merespon dengan manfaat yang diterima dari PLTMH seperti perubahan kondisi yang dialami dan keunggulan PLTMH. Temuan penelitian menunjukan salah satu kekayaan lokal tentang pengelolaan suatu teknologi canggih berbasis masyarakat. Hasil penelitian ini tentunya juga diharapkan dapat menjadi dorongan bagi semua pihak untuk memberikan dukungan yang lebih besar lagi kepada penerapan PLTMH tersebut. Sehingga, implikasi terakhir ialah adanya penerapan serupa di lokasi lain dengan masyarakat sebagai subjek dan sekaligus objek pembangunan.
Electricity is one kind of energy that is needed today. Most human activities need electricity. However, the fact that the electrification ratio in Indonesia is still not perfect. This means there are still people who do not get electricity. One village that has not received electricity is Andung Biru Village, Probolinggo. The solution to these conditions is that people develop an independent power plant called Micro Hydro Power Plant. From 1993 until now, this self-contained power plant has been able to survive and illuminate the public. Based on this problem, this study aims to find a solution to how the process of managing the Micro Hydro Power Plant (MHPP) by the community as the supply of electrical energy independently in the area This research is framed by three concepts in between the concept of the social dimension of technology, community-based resource management, and participation. The method is qualitative with a descriptive approach. Informant are individuals who are associated with the Micro Hydro Power Plant in between the steward, the beneficiaries from households or institutions and village governments are selected with purposive technique. The results of the research are the MHPP management process, there are four interconnected activities. First, the MHPP was begun by the idea of a local person named Mr. Rasid. Second, the idea was applied by building the MHPP which involves a range of actors from both inside and outside the village. Third, the MHPP is managed by groups, Tirta Pijar. Lastly, there are two responses from the community to the benefits of MHPP in between changes in the conditions experienced and the advantages of MHPP. The existence of research shows one of the local wealth about managing advanced technology by the community. The results of this study are expected to be an encouragement for all parties to support the implementation of the MHPP. Thus, the final implication is the existence of similar applications in other locations with the community as the subject and at the same time the object of development.
Kata Kunci : Energi Baru dan Terbarukan, Listrik, PLTMH, Pemberdayaan, Mandiri / New and Renewable Energy, Electricity, MHPP, Empowerment, Independent