ANALISIS KETIMPANGAN REGIONAL ANTARKABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR

AYUK ISTIGHFARANI, Dr. R. Y. Kun Haribowo P, S.E., M.Si

2019 | Tugas Akhir | D3 EKONOMIKA TERAPAN

Ketimpangan merupakan salah satu masalah yang sering terjadi akibat dari akselerasi pembangunan. Di satu sisi, ada daerah yang pertumbuhan ekonomi dan pembangunannya cepat akan tetapi ada daerah yang pertumbuhan ekonomi dan pembangunannya lambat. Hal inilah yang menyebabkan adanya ketimpangan antardaerah. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi ketimpangan pembangunan dan pendapatan Provinsi Jawa Timur, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya pada tahun 2015-2017 serta membuktikan berlaku atau tidaknya Hipotesis U terbalik di Provinsi Jawa Timur. Untuk mengetahui besarnya ketimpangan pembangunan dan pendapatan digunakan Indeks Williamson dan Indeks Entropi Theil. Berdasarkan hasil Indeks Williamson menunjukkan bahwa rata-rata ketimpangan antara tahun 2011-2017 sebesar 0,93 (ketimpangan tinggi). Sedangkan dari penghitungan Indeks Entropi Theil menunjukkan bahwa distribusi PDRB antarkabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur merata. Setelah dilakukan analisis Kuznets menunjukkan bahwa di Provinsi Jawa Timur selama tahun 2011-2017 tidak berlaku hukum Kuznets. Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu pertumbuhan ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan variabel terikat yaitu Indeks Gini kemudian dianalisis menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda (multiple linier regression method) dengan model data panel. Hasil yang diperoleh dari analisis regresi data panel yaitu bahwa Fixed Effect Model (FEM) adalah model yang paling tepat untuk digunakan dalam menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan uji validitas pengaruh atau uji t, dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015-2017 adalah variabel IPM dengan arah koefisien negatif dan PAD dengan arah koefisien positif. Kata kunci: pertumbuhan ekonomi, IPM, PAD, Indeks Williamson, Indeks Entropi Theil

Inequality is one problem that often results from accelerated development. On the one hand, there are regions where economic growth and development are fast but there are regions where economic growth and development are slow. This is what causes inter-regional inequality. This study aims to explain the conditions of development inequality and income in East Java Province, analyze the factors that influence it in 2015-2017 and prove whether the inverse U Hypothesis applies in East Java Province. To find out the magnitude of development inequality and income used the Williamson Index and Theil Entropy Index. Based on the Williamson Index results indicate that the average inequality between 2011-2017 is 0.93 (high inequality). While the calculation of Theil Entropy Index shows that the distribution of GRDP between districts / cities in East Java Province is evenly distributed. After analysis Kuznets shows that in East Java Province during 2011-2017, Kuznets's law did not apply. This study uses three independent variables, namely economic growth, Human Development Index (HDI) and Regional Original Income (PAD) and the dependent variable, namely the Gini Index and then analyzed using Multiple Linear Regression Analysis with a panel data model. The results obtained from panel data regression analysis are that Fixed Effect Model (FEM) is the most appropriate model to be used in explaining the effect of independent variables on the dependent variable. Based on the validity test of the influence or t test, it can be seen that the variables that significantly influence inequality in East Java Province in 2015-2017 are the HDI variables with negative coefficient direction and PAD with positive coefficient direction. Keywords: economic growth, HDI, local revenue, Williamson Index, Theil Entropy Index

Kata Kunci : Kata kunci: pertumbuhan ekonomi, IPM, PAD, Indeks Williamson, Indeks Entropi Theil