CONSTESTING SUSTAINABLE TOURISM IN KOMODO ISLANDS NATIONAL PARK, INDONESIA

VIDRE PATRIA, Dr. Maharani Hapsari

2019 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Taman Nasional Komodo (TNK) Indonesia dapat disebut sebagai salah satu tujuan wisata terkenal di Indonesia. Dengan industri pariwisata sendiri, Taman Nasional dapat menghasilkan miliaran rupiah setiap tahun; angka tersebut menjadikan kawasan seperti tambang emas. Terlebih pula, TNK juga terletak di kawasan Wallacea yang unik, yang menjadikan wilayah tersebut luas dengan keanekaragaman hayati. Pertempuran kepentingan antara industri pariwisata dan konservasi lingkungan, oleh karena itu, tidak dapat dihindari; tidak jarang melihat berita utama di media massa menyoroti kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pengunjung yang terlalu banyak dan padat, namun pembangunan infrastruktur baru terus didorong setiap tahun oleh pemerintah. Di sisi lain, ketika ide-ide utama itu bertabrakan satu sama lain, secara bersamaan mereka menghilangkan hak pihak lain: penduduk setempat. Sepanjang sejarah KNP, fenomena tersebut telah menjadi kritik utama; pengembangan pariwisata dan perlindungan lingkungan mengklaim penduduk setempat sebagai korban. Bersama-sama, mereka memperdebatkan apa arti berkelanjutan dalam gagasan mereka; ekonomi berkelanjutan, pelestarian alam, dan atau bertahan hidup sehari-hari. Secara singkat, masing-masing dari mereka memiliki pemahaman sendiri tentang bagaimana mengelola KNP, yang bisa dibilang dipengaruhi oleh identitas mereka. Dalam penelitian ini, oleh karena itu, penulis bertujuan untuk menjelaskan fenomena di KNP melalui lensa konstruktivisme pada identitas. Secara spesifik, konsep "Posisi Keberlanjutan" oleh Turner akan menjadi pedoman utama. Konsep itu sendiri membagi istilah keberlanjutan dalam spektrum "sangat lemah" hingga "sangat kuat". Hasilnya: sebagian besar aktor yang mendukung pembangunan kemungkinan akan jatuh ke dalam spektrum "sangat lemah - lemah", sementara pelestari lingkungan akan jatuh ke dalam spektrum lainnya. Namun, berada dalam spektrum yang berbeda tidak akan memastikan terjadinya konflik; pada kenyataannya, salah satu kerja sama yang paling signifikan antara The Nature Conservancy (TNC) dan pemerintah berjalan selama beberapa tahun meskipun dengan pandangan yang berbeda. Demikian pula, berada dalam spektrum yang sama tidak akan menjamin kerja sama karena akan terlihat dalam konflik antara penduduk setempat dan pemerintah. Pada akhirnya, analisis akan menunjukkan apakah hanya dengan mengambil pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan sudah cukup untuk memastikan keberlanjutan dalam pengelolaan Taman Nasional.

Komodo National Park (KNP) of Indonesia arguably is one of the famous tourist destinations in the country. From the tourism industry itself, it generally generates billions of rupiahs annually; the number makes the region become a gold mine. Nevertheless, KNP is also located in a unique region of Wallacea, which makes the region vast with biodiversity. The battle of interests between the tourism industry and environmental conservation, therefore, is unavoidable; it is not uncommon to see headlines in mass media highlight the environmental damages caused by overflowing and overcrowding visitors, yet the development of new infrastructure is kept being pushed every year by the government. On the other hand, while those major ideas collide with each other, simultaneously they disenfranchise another people: the locals. Throughout the history of KNP, it has been the main criticisms; most of the time, the tourism development and environmental protection claim the locals as their sacrifice. Together, they contest the idea what sustainability; one tries to make the economy sustainable, one tries to preserve the nature, and one tries to survive the daily life. In a nutshell, each of them have their own understanding of how to manage KNP, which arguably are influenced by their identities. In this research, therefore, the author aims to explain the phenomena in KNP through the lens of constructivism on identities. Specifically, the concept of Sustainability Positions by Turner will be the main guideline. The concept itself divides the term sustainability in the spectrum of very weak to very strong. The result: most of the actors who are in favor of development would likely fall into the very weak weak spectrum, while environmental conservationists will fall into the other spectrum. However, being in the different spectrums will not ensure conflict to happen; in fact, one of the most significant cooperation between The Nature Conservancy (TNC) and the government functioned for several years despite different interests. Similarly, being in the same spectrum will not guarantee cooperation as it will be seen in the conflicts between the locals and the government. In the end, the analysis will show whether merely taking the economic development and environmental conservation is enough to ensure the sustainability in the National Park's management.

Kata Kunci : TOURISM, SUSTAINABLE, KOMODO ISLANDS NATIONAL PARK, PARIWISATA, KEBERLANJUTAN, TAMAN NASIONAL KOMODO