Pilar-Pilar Eksistensi dan Keberlanjutan Kampung Kramat yang Terbangun di Atas TPU Kasin Kota Malang
ANTONIO HELTRA P, Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D.
2019 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTADi Kota Malang, terdapat kampung wisata religi di tengah TPU Kasin yang sempat viral karena menjuarai lomba kampung tematik pada tahun 2016. Kampung ini dulunya adalah kampung pelarian namun saat ini lebih dikenal dengan nama Kampung Kramat. Kampung ini telah ada di pemakaman sejak 50 tahun lalu dan terbentuk karena peristiwa sosial-politik pada masa itu. Perjalanan dari kampung pelarian menjadi kampung tematik serta seluruh pengalaman yang ada di dalamnya merupakan sesuatu yang menarik untuk diteliti. Menggunakan pendekatan fenomenologi, Peneliti menggali konsep warga Kampung Kramat untuk bertahan hidup dan cara mereka mempertahankan kampungnya sejak kampung ini mulai ada. Hasil yang didapat adalah Kampung Kramat dapat mempertahankan keberadaannya karena memiliki konsep meruang-berkehidupan yang kompleks, unik dan kontekstual dengan keberadaannya. Konsep itu meliputi jalinan pengalaman personal-komunal warga serta konteks kesejarahan kampung-makam-kota yaitu numpang makam. Dinamika yang terjadi dalam bentang empat generasi juga memunculkan konsep meruang asli-pendatang. Selain itu terdapat konsep nyambung urip yang digunakan tokoh-tokoh lokal dalam meningkatkan kualitas kampung dan taraf kehidupan warganya. Konsep-konsep meruang-berkehidupan yang saling terjalin ini merupakan anyaman dari eksistensi kampung Kramat dengan seluruh konteks holistik kampung-makam-kota dengan pengalaman ruang, kesejarahan dan interaksi generasi-generasi di kampung yang tidak terpisahkan. Anyaman erat ini membentuk suatu kesadaran yang menjadi pilar-pilar eksistensi dan keberlanjutan Kampung Kramat. Kesadaran ini menjadi basis keberadaan kampung mereka hingga saat ini. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pentingnya pemahaman mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam konsep keberadaan kampung yang dimiliki oleh masyarakat yang amat kontekstual sesuai pengalaman ruang yang dialami. Dengan memahami secara tepat mengenai nilai-nilai dan konsep tersebut maka arahan kebijakan pemerintah kota mengenai peremajaan dan pemberdayaan kampung dapat lebih mengena bagi warga yang terdampak. Khususnya bagi mereka yang tinggal di lingkungan pemakaman.
In Malang regency, there is a thematic kampung located in Kasin public cemetery that went viral because it won the third prize on thematic kampung competition held in 2016 by the local government. The kampung used to be known as a place for runaways, but now it just known as Kampung Kramat. The kampung already existed in the cemetery for 50 years and emerged because of social and political issues back then. It is interesting to know how kampung of runaways could exist for this long and became one of thematic kampung today. Using a phenomenological approach, this research explores the concept of its resident way to survive and their methods to preserve the existence of their kampung. The result of these findings is a complex concept of Kampung Kramat as a whole existence. This concept consists of the personal-communal spatial experience of the kampung and its historical context of kampung-cemetery-city. The existence of the kampung also formed by its resident way of life in a span of four generations. Their local leaders also play an important role in improving the well-being and kampungs social-economy capacity. This concept constructs pillars of Kampung Kramat existence that cannot be separated from each other. This paper concludes that it is very important to understand the concepts of kampung existence before devising any plans for them. By understanding those concepts carefully, the stakeholders can devise and collaborate more effective plan to empower kampungs in the city to be more impactful. Especially for kampungs that reside in the cemetery area.
Kata Kunci : eksistensi dan keberlanjutan kampung makam, kampung Kramat, kampung tematik, kesejarahan, ketokohan, generasi