Ruang Bangsa dan Ruang-Ruang Alternatif dalam Novel Keluarga Gerilya Karya Pramoedya Ananta Toer
HASINA FAJRIN R., Prof. Dr. Faruk, S.U.
2019 | Tesis | MAGISTER SASTRANarasi mengenai nasionalisme marak dibincangkan akhir-akhir ini karena dihubungkan dengan isu-isu radikalisme, komunisme, gerakan separatis, dan globalisasi. Oleh karena itu, novel Keluarga Gerilya yang ditulis Pramoedya Ananta Toer layak dikaji untuk memahami konstruksi ruang bangsa, hubungan ruang bangsa dengan ruang-ruang yang lain, dan liberasi bangsa yang sekaligus mengimplikasikan liberasi manusia untuk menengok kembali sejarah pada saat semangat kebangsaan masih tinggi. Kerangka konseptual penelitian ini adalah teori politik keruangan Sara Upstone dan metode analisisnya dengan mencari hubungan antara ruang bangsa dan ruang-ruang yang lain, dapat berupa kekacauan, pascaruang, dan sebagainya, mencari konstruksi keseluruhan ruang beserta hubungannya dengan liberasi manusia, dan selama subjek di dalam novel masih mencari ruang-ruang alternatif, berarti liberasi manusia belum terwujud. Setelah dianalisis, penelitian ini menemukan bahwa ruang bangsa dikonstruksi dengan gagasan merdeka dan memerdekakan. Akan tetapi, gagasan tersebut tidak dapat terwujud karena Pemerintah Kolonial Belanda dengan nilai-nilai chauvinistiknya tidak hanya mengacaukan ruang bangsa, tetapi juga ruang-ruang lain yang terlibat secara politis dengan ruang bangsa. Tubuh dalam novel ini adalah tubuh chora, tetapi pikirannya fixed. Padahal, tubuh dan pikiran tidak dapat dipisahkan sehingga tubuh juga bermasalah. Akan tetapi, ada kemungkinan bagi terwujudnya tubuh bangsa yang diidealisasikan, meskipun tidak pasti. Dalam novel ini, konstruksi ruang bangsa yang ditawarkan Pram adalah bangsa yang merdeka dan memerdekakan.
Nationalism narrative is widely discussed lately in relation to radicalism, communism, separatist movement, and globalization issues. Therefore, Keluarga Gerilya novel written by Pramoedya Ananta Toer applies to the issues in order to understand the construction of nation space, its relation to other spaces, and national liberation is integral to human liberation for looking back at history when the spiriti of nationalism was high. Conceptual framework pf the research is Sara Upstone�s spatial politics and method of analysis by obtaining the involvement of nation space and other spaces, such as chaos, post-space, etc., depicting the entirely space construction and its implication to human liberation, and finding out the alternative spaces will be perpetually done by the subject when human liberation is not achieved. Having been analyzed, the research uncovers that nation space was constructed by liberal idealization. Nevertheless, the idealization could not be actualized since the colonial Netherland Government and its chauvinism not only made chaos in nation space, but also on other spaces that involved politically with nation space. The body in the novel is choric, but the mind is fixed. Wherea, body and mind could not be separated that makes the body is also problematic. However, there is possibility for embodying the idealized nation body, even though it is uncertain. In this novel, the construction of nation space offered by Pram is liberal nation.
Kata Kunci : Pramoedya Ananta Toer, humanis-sosial, ruang, pascakolonial/Pramoedya Ananta Toer, humanistic-social, space, postcolonial