EVALUASI PENGARUH JUMLAH DAN SEBARAN TITIK IKAT DALAM PENGOLAHAN DATA GNSS TERHADAP KETELITIAN KOORDINAT UNTUK ANALISIS DEFORMASI SESAR OPAK
Lutfiah Dwi Utami, Ir. Nurrohmat Widjajanti, M.T., Ph.D., IPU.
2019 | Skripsi | S1 TEKNIK GEODESISesar Opak merupakan sesar sinistral yang memanjang dari kawasan Pantai Parangtritis sampai ke sebelah Timur kota Yogyakarta yang pergerakannya dipengaruhi oleh subduksi Lempeng Australia dan Eurasia. Sesar Opak diyakini telah mengakibatkan terjadinya gempa Yogyakarta pada tahun 2006. Untuk mendeteksi pergerakan Sesar Opak dilakukan pengamatan dengan teknologi GNSS pada beberapa titik pantau Sesar Opak sejak tahun 2013. Analisis pergeseran telah dilakukan pada data pengamatan tahun 2013 s.d. 2016, namun demikian analisis pergeseran belum dilakukan pada data pengamatan tahun 2017 dan 2018. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan pengolahan data GNSS dan analisis pergeseran titik pantau tahun 2017 dan 2018. Salah satu faktor yang mempengaruhi ketelitian koordinat hasil pengolahan data GNSS yaitu jumlah titik ikat IGS. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengevaluasi jumlah titik ikat IGS yang digunakan dalam pengolahan data GNSS untuk analisis deformasi Sesar Opak. Pada penelitian ini, pengolahan data GNSS dilakukan dengan empat skenario, yaitu menggunakan 7, 9, 12, dan 15 titik ikat IGS. Pengolahan data GNSS menggunakan perangkat lunak ilmiah. Hasil hitungan koordinat yang memiliki ketelitian terbaik untuk analisis deformasi Sesar Opak. Analisis deformasi dengan uji kesebangunan, uji pergeseran titik, dan uji signifikansi beda parameter. Berdasarkan hasil pengolahan masing-masing skenario, pengolahan skenario 4 menghasilkan ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan ketiga skenario lainnya. Penggunaan 15 titik ikat IGS menghasilkan koordinat dengan ketelitian yang lebih baik dibandingkan menggunakan 7, 9, dan 12 titik ikat IGS. Perubahan ketelitian antar skenario memiliki pola yang sama untuk sebagian besar titik pantau. Nilai pergeseran horizontal yang dihasilkan berkisar antara 13,27 s.d. 70,03 mm/tahun dengan ketelitian pergeseran antara 5,76 s.d. 194,41 mm. Arah pergeseran pada sebagian besar titik pantau yaitu ke arah Tenggara dengan nilai azimut pergeseran yang berbeda-beda, kecuali titik TGD5 yang bergerak ke arah Barat Laut. Pergerakan vertikal yang terjadi berkisar antara 0,26 s.d. 362,77 mm/tahun dengan ketelitian pergerakan antara 11,07 s.d. 51,88 mm. Sebagian besar titik pantau bergerak ke bawah.
Opak Fault is the synistral fault that extends from the area of Parangtritis Beach to the east of Yogyakarta city, whose displacement is determined by the subduction of Australian and Eurasian Plates. Opak Fault is believed to be the cause of Yogyakarta earthquake in 2016. To detect the displacement of Opak Fault, observations with GNSS technology conducted on several monitoring points of Opak Fault since 2013. Displacement analysis had been conducted on observation data from 2013 to 2016, meanwhile, the analysis on the 2017 and 2018 observation data has not been conducted yet. Therefore, in this research, GNSS data processing and displacement analysis of the monitoring point at 2017 and 2018 was conducted. One of the factors that affects the accuracy of the coordinates of GNSS data processing is the amount of the IGS points. The research also aims to evaluate the number of IGS points used in the processing of GNSS data for the Opak Fault deformation analysis. GNSS data processing was conducted with four scenarios, using 7, 9, 12, and 15 IGS points. GNSS data processing used scientific software. The scenario that has the best coordinate precision were used for the deformation analysis of Opak Fault. Deformation analysis carried out with congruence test, point displacement test, and different parameter significance test. Based on the results of the processing of each scenario, Scenario 4 resulted higher accuracy than the other three scenarios, meaning that the use of 15 IGS points results in better presicion compared to using 7, 9, and 12 IGS points. Changes in precision between scenarios have the same pattern for each monitoring point. The resulting horizontal displacement value ranges from 13.27 to 70.03 mm/year with displacement precision between 5.76 to 194.41 mm. The displacement direction most of points is to the southeast with the distinct value of the azimut displacement, except TGD5 which move to northwest. The vertical displacement ranges from 0.26 to 362.77 mm/year with the precision of displacement between 11.07 to 51.88 mm. Most of the monitoring points move downwards.
Kata Kunci : Sesar Opak, titik pantau, titik ikat IGS, pergeseran / Opak Fault, monitoring points, IGS points, displacement