TEKNIK DIAGNOSA BRUCELLOSIS DENGAN UJI ROSE BENGAL TEST (RBT) DAN COMPLEMENT FIXATION TEST (CFT) BESERTA KEJADIAN PENYAKIT BRUCELLOSIS DI BALAI BESAR VETERINER WATES TAHUN 2016 SAMPAI 2017

TATANG TAWAKAL, drh. Fajar Budi Lestari, M. Biotech.

2019 | Tugas Akhir | D3 KESEHATAN HEWAN

Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan yang sebagian besar daerahnya belum terbebas dari Brucellosis. Hal ini berpotensi terhadap penularan penyakit dan berdampak kerugian ekonomi yang mencapai 315 milyar/tahun bila tidak dilakukan serangkaian upaya pencegahan dan pengobatan yang optimal. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui teknik diagnosa Brucellosis dengan metode RBT dan CFT beserta tingkat kejadian penyakit di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang merupakan wilayah kerja Balai Besar Veteriner Wates selama tahun 2016 sampai 2017. Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada tanggal 5 sampai 16 November 2018. Data diperoleh dari praktek secara langsung di Laboratorium Serologi serta merekap data di Laboratorium Epidemiologi. Prinsip uji RBT yaitu terjadinya reaksi antara antigen Brucella terhadap serum darah yang mengandung antibodi Brucella sp. sehingga terjadi aglutinasi, sementara uji CFT menggunakan prinsip (indikator) komplemen dalam ikatan antigen dan antibodi. Hasil pengujian yang dilakukan terhadap sampel terduga penyakit Brucellosis selama tahun 2016 jumlah sampel yang masuk sebanyak 1.509 dan hasil positif Brucellosis yaitu 79 sampel dengan persentase 5,24%, sementara pada tahun 2017 jumlah sampel yang masuk sebanyak 446 dan hasil positif Brucellosis yaitu 123 sampel dengan persentase 27,58%. Prosedur pengujian RBT dan CFT yang dilakukan di Laboratorium Serologi Balai Besar Veteriner Wates merujuk pada pedoman Office International des Epizooties (OIE) tahun 2016.

Indonesia is an archipelago country with the most of area has not been free from Brucellosis disease. It has the potential for transmission and economic loss impact reached 315 billion/year without optimal preventive and treatment efforts. This final project aims to determine the diagnostic technique of Brucellosis with RBT & CFT and the incidence rate of the disease in Yogyakarta Special Region (DIY), Central Java, and East Java, which is the working area of the Wates Disease Investigation Centre (BBVet Wates) during 2016 until 2017. Field Work Practice was held on 5 to 16 November 2018. Data was obtained from practiced in the Laboratory of Serology and recapitulated in Epidemiology Laboratory. The principle of the RBT test is the occurrence of a reaction between antigen of Brucella and blood serum containing Brucella sp. causing agglutination occurs, while the CFT test uses the principle (indicator) of complement in the antigen and antibody bonds. The results of animal that containing presumed Brucellosis disease in 2016 were 1509 samples containing 79 samples positive of Brucellosis (5.24%). In 2017 the number of samples entered was 446 and 123 samples positive of Brucellosis (27.58%). The procedures for testing RBT and CFT were carried out in the Serology Laboratory of Wates Disease Investigation Centre is accordance with the Office International des Epizooties (OIE) 2016.

Kata Kunci : brucellosis, RBT, CFT, BBVet.