Pengaruh Pemberian Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 secara Intraperitoneal sebagai Antigen terhadap Produksi Imunoserum Anti-S. aureus pada Kelinci
Dicky Cahyo Anggoro, Dr. Muthi' Ikawati, M.Sc., Apt. ; Dr. Sylvia Utami Tunjung Pratiwi, M.Si.
2019 | Skripsi | S1 FARMASIInfeksi bakteri Staphylococcus aureus menjadi salah satu infeksi yang banyak terjadi di Indonesia. Salah satu metode sederhana untuk mendeteksi cemaran bakteri dan menegakkan diagnosa penyakit infeksi akibat bakteri adalah menggunakan imunoserum. Namun sayangnya, ketersediaan imunoserum di Indonesia terbatas sehingga diperlukan usaha untuk memenuhi kebutuhan imunoserum secara mandiri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan dosis pemberian bakteri S. aureus sebagai antigen untuk produksi imunoserum anti-S. aureus menggunakan kelinci dengan rute pemejanan intraperitoneal. Bakteri S. aureus dipejankan dengan dosis 10 CFU sebanyak dua kali dengan interval satu minggu. Darah dicuplik pada hari sebelum pemejanan pertama dan hari kedua setelah pemejanan. Darah kemudian diproses menjadi serum dan direaksikan dengan bakteri S. aureus. Aglutinasi diamati secara makroskopis dan mikroskopis. Data yang diperoleh berupa nilai titer yang ditetapkan oleh skor aglutinasi diolah menggunakan analisis deskriptif dan semi-kuantitatif Kenaikan nilai titer imunoserum terjadi seiring dengan peningkatan dosis pemejanan. Namun demikian, pengaruh dosis pemejanan antigen terhadap titer imunoserum ini tidak dapat ditarik kesimpulannya, karena kelompok kontrol negatif dan serum yang dicuplik sebelum pemejanan telah menunjukkan reaksi aglutinasi positif. Maka dari itu, diperlukan penyempurnaan lebih lanjut terkait desain penelitian.
Staphylococcus aureus infection is one of the most common infections in Indonesia. One simple method to detect bacterial contamination and establish diagnosis of an infection disease is by using immunoserum. Unfortunately, the availability of immunosera in Indonesia is still limited. Therefore, an effort is needed to meet immunoserum needs independently. This study was conducted to determine the effect of dose differences of S. aureus as an antigen for anti-S. aureus immunoserum production on rabbits by intraperitoneal route. The bacteria were injected at various doses of 10 CFU twice at intervals of one week. The blood were sampled one day before the first injection and two days after each injections. The blood samples were then processed into serum and the serum was reacted with S. aureus suspension. The agglutination was then observed by macroscopic and microscopic examination. Data obtained in the form of titer values determined by the agglutination score were processed using descriptive and semi-quantitative analysis. The increase in immunoserum titer occured along with the increase of antigen doses. However, the effect of antigen dose in immunoserum titer was not able to be concluded because both the negative control group and all pre-injection serum samples showed positive agglutination reactions. Therefore, further improvements are needed regarding the experimental design.
Kata Kunci : Staphylococcus aureus, imunoserum, antigen, reaksi aglutinasi