Pos Ronda sebagai Monumen Politik: Studi Kasus di Dusun Gondang, Desa Tenogo, Paninggaran, Pekalongan, Jawa Tengah
EKA NURCAHYANI, Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A.
2019 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYAWarga Dusun Gondang memiliki ikatan kekeluargaan yang cukup intim dan percaya bahwa dusun mereka merupakan dusun yang aman karena jauh dari jangkauan dunia luar. Namun, dusun ini tetap memiliki bangunan pos ronda yang seringkali tidak beroperasi. Pos ronda (pos kamling) di Dukuh Gondang pun kemudian menjadi sebuah monumen kosong karena meskipun hadir secara fisik, namun fungsinya sebagai sarana menjaga keamanan lingkungan tidak diberlakukan. Inilah yang menjadi latar belakang penelitian, dimana meskipun tidak terdapat kasus kriminalitas dan warga merasa dusun mereka aman, mengapa tetap dibangun pos ronda? Melalui hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya kajian mengenai monumen yang ada di Indonesia dan menjadi referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah melalui observasi partisipatoris, wawancara mendalam dan semi terstruktur, serta studi literatur. Saya melakukan dua kali kunjungan, yakni kunjungan pertama pada tanggal 7-20 Januari 2017 dan kunjungan berikutnya dilakukan pada tanggal 22-24 Januari 2019. Selama kunjungan pertama, saya mengamati kehidupan warga dan proses pembangunan pos ronda, sedangkan pada kunjungan berikutnya saya pergunakan untuk melihat bagaimana keberlangsungan fungsi pos ronda yang telah dibangun sebelumnya. Hasil temuan menunjukkan bahwa kehadiran pos ronda sebagai monumen kosong merupakan kesempatan bagi tokoh masyarakat untuk menjadikan pos ronda sebagai sarana membangun kedudukan dan kekuatan politik melalui pembangunan kembali monumen. Meskipun pembangunan tersebut bersifat sementara, namun ketika muncul momen politik yang mengharuskan monumen pos ronda dibangun dan difungsikan kembali maka tokoh di baliknya akan dikenang masyarakat sebagai bagian dari memori yang tersimpan dalam monumen. Pos ronda sebagai monumen kosong di Dukuh Gondang kemudian menjadi sebuah monumen politik karena tujuan utama ia hadir bukan hanya menjaga keamanan lingkungan namun berkaitan dengan fungsi lain sebagai tolok ukur kinerja pemimpin dan para tokoh masyarakat.
Residents of Dusun Gondang have family ties that are quite intimate and believe that their hamlet is a safe hamlet because it is far from the reach of the outside world. However, this hamlet still has patrol post buildings that often do not operate. Pos ronda (security post) in Dukuh Gondang was an empty monument because even though it was physically present, its function as a means of maintaining environmental security was not enforced. This is what became the background of the research, where even though there were no criminal cases and residents felt that their hamlet was safe, why did pos ronda still be built? Through the results of this study, it is expected to be able to enrich the study of monuments in Indonesia and become a reference for subsequent studies. The method used in this study is through participatory observation, in-depth and semi-structured interviews, and literature studies. I made two visits, the first visit on 7-20 January 2017 and the second visit was held on 22-24 January 2019. During the first visit, I observed the lives of residents and the process of building pos ronda, while I used the second visit to see how the continuation of the functions of the pos ronda that had been built before. The findings indicate that the presence of pos ronda as empty monument is an opportunity for community leaders to make it as a means of building political position and power through rebuilding the monument. Although the construction is temporary, when a political moment arises that requires the patrol post monument to be built and functioned again, the figure behind it will be remembered by the community as part of the memory stored in the monument. Pos ronda as an empty monument in Gondang then became a political monument because the main purpose he attended was not only maintaining environmental security but also related to other functions as a benchmark for the performance of leaders and community leaders.
Kata Kunci : monumen, pos ronda, politik, pemimpin