Laporkan Masalah

Hubungan antara depresi dengan kadar glukosa darah dan inflamasi kronik pada pasien diabetes melitus tipe dua di kabupaten sleman yogyakarta

Adhea Fildza Pramnesti, Perdana Samekto T.S., M.Sc, RD; Rio Jati Kusuma, S/Gz, MS

2019 | Skripsi | S1 GIZI KESEHATAN

Latar Belakang: Jumlah penyakit Diabetes Melitus dari tahun ke tahun terus meningkat dan menjadi masalah kesehatan masyarakat utama karena komplikasinya bersifat jangka panjang dan pendek. Keadaan diabetes melitus yang tidak dikelola dengan baik dalam jangka waktu lama akan berkontribusi terhadap terjadinya inflamasi kronik. Depresi adalah satu faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kadar glukosa darah dan mempercepat terjadinya komplikasi pada penderita Diabetes Melitus. Tujuan: mengetahui hubungan antara depresi dengan kadar glukosa darah puasa dan inflamasi kronik pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Kabupaten Sleman Yogyakarta Metode: desain penelitian menggunakan analytic correlation dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 87 pasien DM tipe 2 dengan menggunakan teknik purposive sampling di Puskesmas Depok 2, Puskesmas Depok 3, dan Klinik DK di Sleman, Yogyakarta. Instrumen PHQ-9 (Patient Health Questionnaire) dan HADS (Hospital Anxiety and Depression Scale) untuk menentukan total skor tingkat depresi. Analisis statistik yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov dan uji korelasi Spearman. Hasil: hasil penelitian tentang hubungan antara depresi berdasarkan hasil skor PHQ-9 dengan kadar glukosa darah puasa didapatkan nilai p value = 0,704 dan hubungan antara depresi berdasarkan hasil skor HADS dengan kadar glukosa darah puasa didapatkan nilai p value = 0,868. Sedangkan hubungan antara depresi berdasarkan hasil skor PHQ-9 dengan inflamasi kronik diperoleh nilai p value = 0,726 dan hubungan antara depresi berdasarkan hasil skor HADS dengan inflamasi kronik diperoleh nilai p value = 0,417. Hasil dapat dipengaruhi oleh variabel pengganggu yang tidak diteliti pada penelitian ini. Kesimpulan: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara depresi dengan kadar glukosa darah puasa dan inflamasi kronik.

Background: The number of diabetes mellitus from year to year continues to increase and become a major public health problem because of its long-term and short-term complications. The state of diabetes mellitus that is not managed well for a long period of time will contribute to the occurrence of chronic inflammation. Depression is a psychological factor that can affect blood glucose levels and speed up the occurrence of complications in patients with Diabetes Mellitus. Objective: to identify the correlation among depresison with blood glucose level and chronic inflammation of type 2 diabetes mellitus patients. Methods: this study used an analytic correlational design with cross-sectional approach, recruited 87 respondent by purposive sampling method at Puskesmas Depok 2, Puskesmas Depok 3, and Klinik DK in Sleman, Yogyakarta. PHQ-9 (Patient Health Questionnaire) and HADS (Hospital Anxiety and Depression Scale) was used to determined the total score of depression. Statistical analysis was done with Kolmogorov-Smirnov and Spearmean correlation test. Results: The result shows correlation between depression, assessed with PHQ-9 and fasting blood glucose has p value = 0,704. Correlation between depression, assessed with HADS and fasting blood glucose has p value = 0,868. In addition, correlation between depression, assessed with PHQ-9 and chronic inflammation has p value = 0,726. Correlation between depression, assessed with HADS and chronic inflammation has p value = 0,417. The result may be interfered by confounding variables that are not included in this study. Conclusion: There is no significant correlation between depression with fasting blood glucose and chronic inflammation.

Kata Kunci : depresi, diabetes mellitus tipe 2, kadar glukosa darah puasa, inflamasi kronik 4

  1. S1-2019-379533-abstract.pdf  
  2. S1-2019-379533-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-379533-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-379533-title.pdf