Laporkan Masalah

Pola Distribusi Aktivitas Masyarakat di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran

MADINA DWI PANUNTUN, Dr. Hero Marhaento, S.Hut., M.Si.

2019 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Kawasan Cagar Alam Pangandaran merupakan salah satu kawasan suaka alam yang mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi agar perkembangannya berlangsung secara alami. Namun, karena letak cagar alam berdekatan dengan taman wisata alam maka dengan mudah masyarakat dapat masuk untuk melakukan aktivitas di dalam kawasan cagar alam sehingga dapat menimbulkan gangguan kelestarian sumberdaya alam yang ada di cagar alam. Adanya permasalahan tersebut maka penting dilakukan penelitian mengenai pola aktivitas masyarakat di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi aktivitas, mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi aktivitas, dan mengetahui pola distribusi aktivitas masyarakat di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Pangandaran. Metode penelitian yang digunakan adalah behavioral mapping (pemetaan perilaku). Behavioral mapping merupakan teknik pemetaan yang menggambarkan aktivitas manusia di suatu lingkungan pada waktu tertentu. Jenis teknik behavioral mapping yang digunakan dalam penelitian ini adalah place centered mapping dan person centered mapping. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara terhadap sejumlah 410 orang yang diambil selama dua minggu secara accidental sampling. Selain wawancara, pengamatan langsung (observasi) dan pemetaan dilakukan dengan memanfaatkan GPS untuk pengambilan data titik koordinat aktivitas di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Pangandaran. Data hasil pengambilan titik koordinat tersebut kemudian diolah dengan bantuan software Arc GIS 10.3, sedangkan data hasil wawancara dilakukan analisis statistik regresi logistik dengan bantuan SPSS statistics 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 19 jenis aktivitas yang dilakukan di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Pangandaran, yang dibagi menjadi aktivitas wisata dan aktivitas non wisata. Aktivitas wisata yang dominan di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Pangandaran adalah menikmati pemandangan, sedangkan aktivitas non wisata yang dominan di cagar alam adalah menyewakan alat sekaligus memandu snorkling, sedangkan aktivitas non wisata yang dominan di taman wisata alam adalah membereskan hasil tangkapan dari laut sekaligus menyandarkan perahu. Faktor yang mempengaruhi aktivitas di Cagar Alam Pangandaran adalah jarak, ruang aktivitas, dan waktu aktivitas, sedangkan di Taman Wisata Alam Pangandaran, faktor yang paling berpengaruh adalah jenis kelamin, pendidikan, jarak, intensitas berkunjung, atribut ruang, dan ruang aktivitas. Pola distribusi aktivitas di cagar alam adalah mengelompok, sedangkan pola distibusi aktivitas di taman wisata alam adalah radial linier. Dengan hasil penelitian tersebut diharapkan dapat menjadi acuan dalam perencanaan kebijakan terkait pengelolaan dan pengawasan terhadap aktivitas yang masuk di kawasan cagar alam.

The nature reserve area of Pangandaran is one of nature sanctuary that has the unique of plants, animals, and its ecosystem or certain ecosystems that need to be protected so that their development takes place naturally. However, due to the location of a nature reserve adjacent to the nature tourism parks, the community can easily enter to conduct activities within the area of the nature reserve that can lead to the disturbance of natural resources that exist in the nature reserve. The existence of these problems that it is important to do research about the pattern of community activity in Pangandaran Nature Reserve and Nature Tourism Park. This research aims to determine the distribution of activities, identifying factors affecting the activity, and knowing the distribution patterns of community activities in Pangandaran nature Reserve and Nature Tourism Park. The research methods used are behavioral mapping. Behavioral mapping is a mapping technique that describes human activity in an environment at a certain time.The type of behavioral mapping technique used is place-centered mapping and personcentered mapping. Data retrieval was done by interviewing a number of 410 people taken for two weeks by accidental sampling. In addition to interviews, direct observation and mapping are done by utilizing GPS to collect coordinates data of activities conducted in Pangandaran nature Reserve and Nature Tourism Park. Data on the results of the coordinate points are then processed with the help of software ARC GIS 10.3, while the data of interviews conducted statistical analysis of logistics regression with the help of SPSS statistics 23. The results showed that there were 19 types of activities carried out in the Nature Reserve and Nature Tourism Park Pangandaran, which were divided into tourist activities and non-tourism activities. The dominant tourism activity in Pangandaran Nature Reserve and Nature Tourism Park is enjoying the scenery, while the dominant non-tourism activity in the nature reserve are rent tools and guide the snorkeling and also the dominant non-tourism activity in nature tourism park is clearing the catch from the sea and boat docking. Factors affecting the activities in Pangandaran Nature reserve are distance, activity space, and time of activity while in Pangandaran Nature Tourism Park, the most influential factor is gender, education, distance, intensity of visit, The space attribute, and the activity space. Distribution pattern of activity in the nature reserve is group, while the pattern of activity in the Nature Tourism Park is radial linear. Thus, it is expected to be a reference in policy planning related to the management and supervision of activities that enter the nature reserve area.

Kata Kunci : Pola Aktivitas, Distribusi, Behavioral mapping, Kawasan Konservasi

  1. S1-2019-385639-Abstract.pdf  
  2. S1-2019-385639-Bibliography.pdf  
  3. S1-2019-385639-Tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-385639-Title.pdf