Kajian Penggunaan Antibiotik Pasien Bedah Digestif Dewasa di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada
Annisa Hidayatika, Fivy Kurniawati, M.Sc., Apt. ; Dr. Nanang Munif Yasin, M. Pharm., Apt.
2019 | Skripsi | S1 FARMASIBedah digestif termasuk dalam tingkat resiko tinggi terjadinya Infeksi Luka Operasi. Penggunaan antibiotik menjadi sangat penting dalam melawan infeksi penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun adanya penggunaan antibiotik yang kurang tepat memicu munculnya bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan antibiotik dan kesesuaian penggunaan antibiotik pada pasien bedah digestif terhadap pedoman penggunaan antibiotik, serta outcome terapi pasien bedah digestif. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pengambilan data secara retrospektif melalui rekam medis pasien. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien bedah digestif dewasa di RS Akademik UGM Yogyakarta selama bulan Januari-Juni 2018, yang mendapatkan antibiotik, yang kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui pola penggunaan dan kesesuaian antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 100 pasien yang terlibat dalam penelitian ini, 70 pasien (70%) menggunakan antibiotik profilaksis dan 30 pasien (30%) menggunakan antibiotik terapi. Jenis antibiotik yang paling banyak digunakan untuk profilaksis maupun terapi adalah seftriakson, sebanyak 63 kasus untuk profilaksis, dan sebanyak 19 kasus untuk antibiotik terapi. Kesesuaian penggunaan antibiotik profilaksis sebanyak 21 pasien (30%) dan tidak terdapat kesesuaian pada antibiotik terapi. Outcome terapi dilihat dari status keluar pasien yang menggunakan antibiotik profilaksis dan angka kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO). Sebanyak 4 pasien (5,8%) dinyatakan sembuh dan 66 (94,2%) pasien membaik, serta 1 pasien mengalami ILO dengan status keluar membaik
Digestive surgery is included in high-risk factors affecting the incidence of surgical site infection. The use of antibiotic is important to against the infectious disease caused by the infection of bacterial, but the inappropriate use of an antibiotic can slowly trigger the bacteria that are resistant to antibiotics. The aim of this study was to explored the pattern of antibiotic usage and to determined its suitability with the antibiotic guidelines, and also to know the therapeutic outcome in digestive surgery patients. This research was a cross-sectional study that retrospectively held at RS Akademik UGM through the patient's medical record using simple random sampling. The population for this study was adult patients who underwent digestive surgeries at RS Akademik UGM at Yogyakarta, from January 2018 until June 2018 who treated with an antibiotic, which was then analyzed descriptively to find out the pattern of antibiotic usage and its suitability. Based on this study, among the 100 patients, seventy patients (70%) used prophylactic antibiotics, and thirty patients (30%) used empirical antibiotics. The highest type of antibiotic used for prophylaxis or therapy was ceftriaxone, with 63 cases for prophylactic antibiotic and 19 cases for empirical antibiotics. The suitability of prophylactic antibiotic usage was twenty-one patients (30%) and there is no conformity to antibiotic therapy. Treatment outcomes were seen from the status of discharged patients who treated with prophylactic antibiotic and the incidence of Surgical Site Infections (SSIs). There were four patients (5,8%) recovered and sixty-six patients (94,2%) improved, and there was also a patient who had an SSI with the improved discharged status.
Kata Kunci : Bedah digestif, antibiotik profilaksis, antibiotik terapi, Rumah Sakit Akademik UGM.