Laporkan Masalah

MENEMUKAN KEMASUKAKALAN DOKUMENTER MELALUI PENDEKATAN-FILM KOGNITIF TERHADAP THE ACT OF KILLING DAN MASS GRAVE

RENTA VULKANITA HASAN, Dr. G.R. Lono Lastoro Simatupang, M.A.; Kurniawan Adi Saputro, M.A., Ph.D.

2019 | Disertasi | DOKTOR PENGKAJIAN SENI PERTUNJUKAN DAN SENI RUPA

Kemasukakalan sebagai tawaran baru yang dihasilkan dalam penelitian ini menekankan tentang 3 hal yang menentukan kemasukakalan. Tiga aspek itu adalah: tindakan, peristiwa, dan karakter. Ketiganya dibentuk melalui proses pemahaman secara kognitif terhadap petunjuk yang dihasilkan oleh aspek profilmis, yaitu: kerja kamera dan suara diegetic, yang melibatkan kerja struktur mental. Pembacaan dan pemahamannya berdasarkan pada gerak gestur dan fitur yang melekat di sepanjang plot dan tertangkap di setiap citra diam (still image). Penyelidikan terhadap proses pemahaman penonton untuk mencapai kemasukakalan dilakukan melalui pendekatan-film kognitif dengan model operasionalnya yang mampu membedah proses skemata penonton selama pemahaman berlangsung. Sebagai objek material, penelitian ini menggunakan 2 dokumenter, yaitu The Act of Killing (Oppenheimer, 2012) dan Mass Grave (Rambadetta, 2002). Keduanya dipilih karena memiliki cara bertutur yang berbeda sehingga petunjuk filmis yang diciptakan pun berbeda. Alasan ini menjadi dasar bagi penyelidikan kemasukakalan yang diciptakan melalui pemahaman penonton terhadap petunjuk filmis dari 2 tipe dokumenter. Alasan lain terkait pemilihan dua judul di atas adalah aktualitas tentang kebenaran diskursif dalam peristiwa 1965 masih memunculkan polemik hingga penelitian ini dilakukan. Kebenaran diskursif tentang peristiwa 1965 yang dilekatkan pada dokumenter menjadi polemik menarik untuk diteliti dari sudut pandang kajian film. Kemasukakalan merupakan gagasan yang dibangun melalui wilayah penerimaan penonton terhadap petunjuk filmis yang melekat pada dokumenter. Penelitian ini memberikan tawaran bagi wilayah yang selama ini belum mendapat perhatian dalam dokumenter, yaitu kemasukakalan, sebagai sarana untuk menyikapi klaim kebenaran yang selama ini dilekatkan.

Plausibility as an idea generated in this study emphasizes to the three things. There are: actions, events, and characters. All three are formed through a process of cognitive understanding that involves mental structures through understanding level. Readings at each level are based on gesture and features readings that are attached along the plot and each still image (stills). Investigation of audience's understanding process to achieve plausibility is conducted through cognitive film approaches. This approach has an operational model that is able to dissect the schematic process that occurs to the audience during understanding. Gradually, cognitive films explore how the mental structure of audience works to create dispositions that come from the text to be plausible. As a material object, this study uses 2 documentaries, namely The Act of Killing (Oppenheimer, 2012) and Mass Grave (Rambadetta, 2002). Both are chosen because they have different style or utterance so that the filmic instructions created are different. This reasoning is basis for the investigation of plausibility which created through audience's understanding of filmic instructions on two types of documentaries. Another reason related to the selection of two types above is the actuality of truth claims in the events of the 1965 which still raises a polemic. Truth claim about the events of 1965 which was attached to documentaries became an interesting polemic to be examined by film studies.

Kata Kunci : dokumenter, kemasukakalan, film kognitif/documentary, plausibility, cognitive film