Laporkan Masalah

Penerapan Actio Pauliana di Pengadilan Niaga Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Studi Putusan Nomor 1/Pdt.Sus/Actio Pauliana/2016/PN Mdn jo. Putusan No. 7/Pdt. Sus-Pailit/2015/PN Mdn)

Siti Rahmah Citra Astari, Prof. Dr. Tata Wijayanta, S.H., M. Hum

2019 | Skripsi | S1 HUKUM

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertimbangan hukum Hakim Pengadilan Niaga Medan dalam memberikan putusan actio pauliana No. 1/Pdt.Sus/Actio Pauliana/2016/PN Mdn jo. Putusan. No. 7/Pdt. Sus-Pailit/2015/PN Mdn dan mengetahui kesesuaian pertimbangan hukum Hakim Pengadilan Niaga Medan dalam memberikan putusan actio pauliana No. 1/Pdt.Sus/Actio Pauliana/2016/PN Mdn jo. Putusan No. 7/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN Mdn dengan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari studi dokumen dengan alat studi dokumentasi dan analisis data dilakukan secara deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pertimbangan hukum Hakim Pengadilan Niaga Medan dalam memberikan putusan actio pauliana No. 1/Pdt.Sus/Actio Pauliana/2016/PN Mdn jo. Putusan No. 7/Pdt. Sus-Pailit/2015/PN Mdn didasarkan pada terpenuhinya unsur-unsur actio pauliana yang terdapat dalam Pasal 41 ayat (1), ayat (2) dan Pasal 42 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, namun terdapat ketidaksesuaian dalam penentuan pihak yang ditarik sebagai tergugat dalam persidangan, putusan sela terhadap eksepsi tergugat dan pencerminan asas pembuktian yang bersifat sederhana. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa pertimbangan hukum Hakim Pengadilan Niaga Medan dalam putusan No. 7/Pdt. Sus-Pailit/2015/PN Mdn kurang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang oleh karena itu disarankan majelis hakim menyatakan gugatan tidak dapat diterima dan legislator hukum (DPR) merevisi Pasal 5 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, karena dalam pasal ini hanya mengatur kepailitan bagi firma dan tidak mencakup persekutuan komanditer.

The purpose of this legal study is to knowing the legal considerations of the Judge of the Medan Commercial Court in awarding the verdict of actio pauliana number 1/Pdt.Sus/Actio Pauliana/2016/PN Mdn jo. verdict number 7/Pdt.Sus-Bankrupt/2015/PN Mdn and knowing suitability of the legal considerations of judges in giving the verdict of actio pauliana 1/Pdt.Sus/Actio Pauliana/2016/PN Mdn jo. verdict number 7/Pdt.Sus-Bankrupt/2015/PN Mdn in Act Number 37 of 2004 concerning Bankruptcy and Postponement of Debt Payment Obligations. This research is normative juridical research. The data that used in this study is secondary data obtained from document studies with documentation study method and data analysis carried out in a descriptive-qualitative manner. The results of the research indicate legal considerations of the Judge of the Medan Commercial Court in giving the verdict actio pauliana number 1/Pdt.Sus/Actio Pauliana/2016/PN Mdn jo. verdict number 7/Pdt.Sus-Bankrupt/2015/PN Mdn is based on fulfilling the elements of actio pauliana contained in Article 41 paragraph (1), paragraph (2) and Article 42 of Act Number 37 of 2004 concerning Bankruptcy and Postponement of Debt Payment Obligations, but there is a discrepancy in the determination of the parties drawn as defendants in the trial, interlocutory decisions against the defendant's exception and the reflection of simple evidentiary principles. Based on the results of the research and discussion it was concluded that the legal considerations of the Judge of the Medan Commercial Court in Verdict Number 7/Pdt. Sus-Pailit/2015/PN Mdn is not in accordance with Act Number 37 of 2004 concerning Bankruptcy and Postponement of Debt Payment Obligations therefore it is recommended that the panel of judges declare that the claim is unacceptable and the legal legislator (DPR) revises Article 5 of Act Number 37 of 2004 concerning Bankruptcy and Postponement of Debt Payment Obligations, because in this article only regulates bankruptcy for firms and does not cover limited partnerships.

Kata Kunci : pailit, actio pauliana, error in persona

  1. S1-2019-377674-abstract.pdf  
  2. S1-2019-377674-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-377674-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-377674-title.pdf