Laporkan Masalah

KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN MASYARAKAT PERBATASAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP SOSIAL EKONOMI DAN RISIKO LINGKUNGAN (Kasus : Daerah Kecamatan Entikong Perbatasan Indonesia-Malaysia, Kalimantan Barat)

ROBBY IRSAN, Dr. Luthfi Muta'ali., M.SP; Dr. Sudrajat, S.Si., M.P.

2019 | Disertasi | DOKTOR ILMU LINGKUNGAN

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan jenis kebun campuran di daerah perbatasan Entikong, (2) Mengkaji pengaruh perubahan penggunaan lahan jenis kebun campuran dan lokasi perbatasan terhadap kondisi sosial ekonomi dan risiko lingkungan di daerah perbatasan Entikong, (3) Menentukan arah kebijakan penggunaan lahan di daerah perbatasan Entikong. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Untuk pemilihan sampel penelitian dengan cara purposive sampling, dengan tipe judgement sampling. Adapun kriteria yang peneliti gunakan untuk menentukan sampel adalah: (1) warga yang bertempat tinggal di perbatasan Entikong, (2) warga yang memiliki mata pencaharian sebagai petani, (3) warga yang memiliki tempat tinggal dan lahan perkebunan, (4) warga yang memiliki lahan tempat tinggal dan lahan perkebunan yang tersedia di 5 Desa yang terdapat di Entikong. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPSS 21.0 dan Expert Choice. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penggunaan lahan di wilayah Entikong selama tahun 2011 – 2017 paling banyak adalah untuk kebun campuran, yaitu mencapai 38.296,85 Ha atau 60,89% dari total lahan yang ada di wilayah Entikong, (2) keragaman tata guna kebun campuran terbukti berpengaruh signifikan terhadap sosial ekonomi, namun tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap risiko lingkungan. Jarak lokasi ke batas terbukti berpengaruh signifikan terhadap sosial ekonomi, dan risiko lingkungan, (3) Dari beberapa aspek penelitian dalam perencanaan penggunaan lahan secara berkelanjutan, aspek ekonomi (52,3%) memiliki paling tinggi dibandingkan dengan aspek sosial, lingkungan, dan kelembagaan. Sedangkan prioritas penggunaan lahan yang paling dominan adalah untuk perkebunan, yaitu mencapai 29,7%.

This study aims to (1) determine the type and extent of land use in the border area of Entikong Regency, (2) examine the effect of diversity of mixed land types and border locations on socio-economic conditions and environmental risks in the border area of Entikong Regency, and (3) determine the direction of land use policy in the border area of Entikong Regency. The selection of research samples using purposive sampling method, with the type of judgment sampling. The criteria that researchers use to determine the sample are: (1) residents who live in the border of Entikong, (2) residents who have a livelihood as farmers, (3) residents who have dwellings and plantations, (4) residents who have residential land and plantation land available in 5 villages in Entikong. The analytical tool used in this study is SPSS 21.0 and Expert Choice. The results showed that: (1) land use in the Entikong region during 2011 - 2017 was mostly for mixed gardens, which reached 38,296.85 hectares or 60.89% of the total land in the Entikong region. (2) the diversity of the use of mixed gardens proved to have a significant effect on socio-economic conditions, but was not proven to have a significant effect on environmental risk. The distance of location to the boundary is proven to have a significant effect on socio-economic, and environmental risk. (3) From several research aspects in sustainable land use planning, economic aspects (52.3%) have the highest compared to social, environmental, and institutional aspects. While the most dominant priority of land use is for employment, which is 29.7%

Kata Kunci : daerah perbatasan, penggunaan lahan jenis kebun campuran, jarak, sosial ekonomi, risiko lingkungan.

  1. S3-2019-371546-abstract.pdf  
  2. S3-2019-371546-bibliography.pdf  
  3. S3-2019-371546-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2019-371546-title.pdf