PENETAPAN HARGA DASAR GETAH Pinus nterkusii DITEMPAT PENAMPUNGAN GETAH (studi kasus di BH Bumiayu, KPH Pekalongan Barat)

Lukman Hakim, Siswantoyo Dipodiningrat

1997 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Perusahaan hutan pinus menghasilkan produk ganda yaitu getah dan kayu, terdapat biaya bersama (joint cost) yang dikeluarkan sejak kegiatan pertama yaitu persemaian sampai kegiatan dimana kedua produk dapat dipisahkan identitasnya yaitu pada saat penyadapan pertama( kelas umur IH).Proporsi biaya pengusahaan hutan pinus untuk masing-masing produk dapat diketahui dengan metode rata-rata tertimbang yang didasarkan pada pendapatan perusahaaan dari kedua produk selama satu tahun. Proporsi biaya masing-masing produk menggambarkan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut Selama ini penetapan harga dasar produk getah yang merupakan bahan baku Pabrik Gondorukem dan Terpentin belum dilakukan oleh Perum Perhutani. Penetapan harga dasar dalam penelitian ini berdasarkan biaya produksi/pengusahaan hutan pinus. Dengan diketahuinya harga dasar getah pinus sebagai bahan baku Pabrik Gondorukem dan Terpentin diharapkan dapat membantu untuk mencapai salah satu arah dari pengusahaan hutan pinus yaitu meningkatkan pendapatan dari produk getah. Hasil penelitian ini antara lain: proporsi biaya pengusahaan hutan pinus di KPH Pekalongan Barat untuk menghasilkan produk getah sebesar 52,90%, ini berarti biaya dan perlakuan fmansial perusahaan untuk menghasilkan produk getah dan kayu seimbang. Harga dasar getah pinus di tempat penampungan getah sebesar Rp 727,96 per kilogram. Tingginya harga dasar tersebut antara lain disebabkan oleh produktivitas penyadapan yang sangat rendah yaitu 60,59% dari taksasi penyadapan. Beberapa hal yang harus dilakukan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas penyadapan antaralain dengan intensifikasi penyadapan, pelatihan tenaga penyadap, dan penggunaan teknik menyadap yang produktif dan efisien.

Kata Kunci : Biaya bersama (joint cost ), Metode rata-rata tertimbang, Harga dasar