PEMIKIRAN POLITIK HABIB RIZIEQ : Relasi Negara dan Agama (Islam)
IZKA PURI RASLIANAIS, Dr. Amalinda Savirani, M.A.
2019 | Tesis | MAGISTER POLITIK DAN PEMERINTAHANABSTRAK Relasi politik dan agama memang menjadi kajian yang menarik dalam dinamika studi ilmu politik. Pada beberapa negara dunia relasi politik dan agama memiliki peranan penting sebagai wujud pencapaian cita-citra bangsa, sekaligus sebagai upaya dalam menangani berbagai persoalan yang ada diantaranya di bidang ekonomi, sosial, politik, penegakan hukum dan lain sebagainya. Perkembangan politik-pemerintahan di Indonesia pasca era reformasi mengalami dinamika yang menarik. Setelah sekian lama berada di bawah kepemimpinan otoritarian di bawah rezim Soeharto selama 32 tahun akhirnya era keterbukaan muncul dan melahirkan berbagai pemikiran-pemikiran Islam. Salah satunya adalah agenda NKRI Bersyariah. Agenda NKRI Bersyariah ternyata tidak lepas dari figur Habib rizieq Shihab bersama organisasi Front Pembela Islam (FPI). Agenda ini ternyata telah melalui ragkaian sejarah panjang yang dimulai dengan kiprah Habib Rizieq dalam skala lokal kemudian berkembang menjadi nasional dan mendapatkan momentumnya di saat terjadi penistaan agama oleh Ahok pada Pilgub DKI Jakarta tahun 2016. Hasil pemikiran ini ternyata tidak lepas dari berbagai latar belakang yang berhasil mempengaruhinya diantaranya keluarga, pendidikan, lingkungan dan rekam jejak pasca reformasi. Agenda NKRI Bersyariah merupakan gagasan yang tidak berseberangan dengan Pancasila ataupun UUD 1945. Gagasan ini diharapkan memberikan kontribusi dalam mendukung penyelesaian permasalahan yang berkembang di Indonesia, baik di pusat ataupun daerah pada bidang ekonomi, sosial, politik dan penegakan hukum. Gambaran tentang gagasan NKRI Bersyariah, serta anatomi kerangka berpikir Habib Rizieq dalam NKRI Bersyariah akan diuraikan mendalam pada penelitian ini.
ABSTRACT Political and religious relations have indeed become interesting studies in the dynamics of the study of political science. In some countries of the world political and religious relations have an important role as a manifestation of the achievement of the nation's images, as well as an effort in dealing with various problems that include economic, social, political, law enforcement and others. The development of political-government in Indonesia after the reform era experienced interesting dynamics. After a long time under the authoritarian leadership under the Soeharto regime for 32 years the era of openness finally emerged and gave birth to various Islamic thoughts. One of them is the NKRI Syariah agenda. The agenda of the NKRI Syariah was apparently inseparable from the figure of Habib rizieq Shihab and the Islamic Defenders Front (FPI) organization. This agenda turned out to have gone through a long history that began with the involvement of Habib Rizieq on a local scale and then developed into a national and gained momentum in the event of the blasphemy by Ahok in the 2016 DKI Jakarta Pilgub. influencing them include family, education, environment and post-reform track record. The NKRI Syariah Agenda is an idea that does not contradict Pancasila or the 1945 Constitution. This idea is expected to contribute in supporting the resolution of problems that are developing in Indonesia, both at the central and regional levels in the economic, social, political and law enforcement fields. The description of the idea of Sharia NKRI, as well as the anatomy of Habib Rizieq's framework in the NKRI Syariah will be elaborated in this study.
Kata Kunci : NKRI Bersyariah, Habib Rizieq, Relasi agama dan politik di Indonesia