Laporkan Masalah

Perilaku Golput Sebagai Pilihan Alternatif Pada Pemilu Akibat Kebimbangan Remaja Dalam Berpolitik

Sabrina Frajnya Paramitha, Helly Prajitno Soetjipto, Drs., M.A.; Aisah Indati, Dra., M.S., Psikolog; Hadi Sutarmanto, Drs., M.S.

2019 | Skripsi | S1 PSIKOLOGI

Penelitian ini berfokus pada perilaku golput yang terjadi dalam pemilihan umum di Indonesia. Kelompok golput (white group) merupakan salah satu fenomena dalam setiap pemilihan umum yang mengindikasikan adanya permasalahan dalam sistem pemerintahan negara, dan lebih rentan terjadi pada kelompok pemilih pemula. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami perilaku golput pada pemilih pemula. Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif fenomenologi, yang dianalisis menggunakan Analisis Model Interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan makna pemilu diantara pemilih pemula yaitu; 1) pemilu sebagai kewajiban (traditional duty) dan 2) pemilu sebagai hak berekspresi (conditional duty). Perilaku golput menjadi salah satu pilihan alternatif yang dapat dilakukan oleh individu terhadap kebimbangan berpolitik. Persepsi mengenai makna golput tersebut tergantung dari seberapa besar individu memaknai pemilu yang berlangsung.

This study focuses on the abstentions behavior that occurs in general elections in Indonesia. Golput or white group is one of the phenomena in every general election which indicates a problem in the system of government and is more vulnerable to young voters. The aim of this study is to understand the behavior of abstentions in young voters. This research uses a phenomenological qualitative approach, which was analyzed using Miles and Huberman's Interactive Model Analysis. The results of this research indicate that there are differences in the meaning of the election among young voters, namely; 1) as a civic duty (traditional duty) and 2) as the right of expression (conditional duty). Abstention is an alternative choice that can be made by individuals against political vacillation. Perceptions about the meaning of the abstentions depend on how much the individual understands about the election that took place.

Kata Kunci : Kebimbangan, perilaku memilih, remaja, sikap golput

  1. S1-2019-378366-abstract.pdf  
  2. S1-2019-378366-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-378366-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-378366-title.pdf