Distribusi Kelainan Refraksi Subjektif pada Beberapa Sekolah Dasar di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah
A A I AMRITHA P, Dr. dr. Retno Ekantini, Sp.M (K), M.Kes.; dr. Widyandana, MHPE., Ph.D, Sp.M
2019 | Skripsi | S1 KEDOKTERANLatar Belakang: Kelainan refraksi merupakan penyebab utama dari gangguan penglihatan yang terjadi di dunia, yang menyumbang sebesar 42% dari seluruh gangguan penglihatan yang terjadi. Kesulitan dalam melihat objek dengan jelas tentu sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, seperti terhadap pendidikan, karir, aktivitas dan aspek psikologis dari penderita tersebut terlebih pada anak yang masih dalam masa perkembangan baik fisik maupun mentalnya. Kelainan refraksi dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti keturunan, aktivitas sehari-hari, dan penyakit yang diderita. Tujuan: Mengetahui distribusi kelainan refraksi pada anak di beberapa Sekolah Dasar di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Metode: Penelitian ini adalah penelitian retrospektif studi dengan desain deskriptif kuantitatif. Data pasien merupakan rekam medis hasil dari pemeriksaan mata oleh Departemen IK Mata FKKMK UGM dan KSM Mata RSUP DR Sardjito pada tahun 2017. Data dianalisis dengan menggunakan aplikasi statistika SPSS v25.0. Hasil: Kategori status refraksi yang ditemukan didominasi oleh status refraksi miopia ringan (-3.00 � SEq < 0) sebanyak 1351 mata (42.97%), dan diikuti dengan emetropia (SEq = 0) yang meliputi 1266 mata (40.27%), sebaliknya hanya terdapat 3 mata (0.10%) yang menderita hiperopia sedang (+3.00 � SEq � +6.00). Selain itu, kelompok kelainan refraksi terbanyak yang ditemukan adalah miopia simpleks sebanyak 982 mata (31.23%), sedangkan kelainan refraksi terkecil adalah hiperopia simpleks yang terjadi pada 41 mata (1.30%). Angka kejadian kelainan refraksi rata- rata mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya usia. Angka kejadian miopia simpleks dan astigmatisme, angka kejadian pada anak perempuan lebih banyak dibandingkan dengan anak laki-laki, sedangkan pada kelainan refraksi hiperopia simpleks angka kejadian pada anak laki-laki lebih tinggi dibangingkan dengan angka kejadian pada anak perempuan. Kesimpulan: Sebagian besar anak memiliki status refraksi emetropia, sedangkan kelainan refraksi terbanyak yang ditemukan adalah miopia simpleks, dengan kategori miopia ringan, dan yang terkecil adalah hiperopia simpleks, dengan kategori hiperopia sedang.
Background: Refractive errors are the leading cause of visual impairment in the world, which contribute as big as 42% among all visual impairment causes. Difficulty in seeing object clearly has a huge impact in a person�s daily life, such as education, career, and activity and also in the psychological aspect of that person, more over children whose still undergo physically and mentally development. A lot of factor can cause the development of refractive errors, such as heredity factor, daily activity and diseases. Objective: To understand the distribution of refractive errors among some primary school children in Yogyakarta Special Regency and Central Java. Method: This was a retrospective study using descriptive quantitative study design. Subjects were medical record containing 2017 eye exam result owned by the Department of IK Mata FKKMK UGM and KSM Mata RSUP Dr. Sardjito. The data was analyzed using SPSS v25.0. Result: The majority of samples has mild myopia (-3.00 � SEq < 0) which consist of 1351 eyes (42.97%), followed by emetropic eye (SEq = 0) which consist of 1266 eyes (40.27%), on the contrary only 3 eyes (0.10%) has moderate hyperopia (+3.00 � SEq � +6.00). Other than that, refractive errors category found the most was simplex myopia, which consist of 982 eyes (31.23%), on the other hand refractive errors category found the least was simplex hyperopia, consist of 41 eyes (1.30%). The prevalence of refractive errors increased with age. Myopia and astigmatism were found higher in girls than boys, but hyperopia were found higher in boys than girls. Conclusion: Most children has emetropic eye, and the most refractive errors found were simplex myopia, in category of mild myopia, and the least were simplex hyperopia, in category of moderate hyperopia.
Kata Kunci : status refraksi, miopia, hiperopia, astigmatisme.