PROFIL EKSHUMASI JENAZAH INSTALASI FORENSIK RSUP DR. SARDJITO TAHUN 2000 - 2017
RAI ARINI, dr. Yudha Nurhantari, Sp.F, Ph.D; Rusyad Adi Suriyanto, M.Hum
2018 | Skripsi | S1 KEDOKTERANLatar Belakang : Jenazah dengan proses kematian tidak natural yang dikuburkan sebelum dilakukan autopsi perlu diekshumasi untuk berbagai kepentingan, salah satunya adalah identifikasi forensik. Ekshumasi dilakukan saat timbul dugaan adanya keterlibatan proses yang tidak natural seperti cedera yang terabaikan, terapi medis yang tidak kompeten, atau utamanya, pembunuhan. Autopsi pada ekshumasi memerlukan upaya yang lebih banyak dibandingkan dengan apabila autopsi dilakukan sebelum jenazah dikuburkan. Frekuensi dilakukannya ekshumasi bervariasi di berbagai tempat, bergantung pada beberapa faktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan profil ekshumasi jenazah yang pernah ditangani oleh Instalasi Forensik RSUP Dr. Sardjito dalam kurun waktu 18 tahun terakhir, yaitu tahun 2000 hingga tahun 2017. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan mengumpulkan data visum et repertum. Hasil : Dalam penelitian ini, terdapat 39 kasus ekshumasi. Usia korban terbanyak adalah usia dewasa, yakni 19 - 65 tahun. Jumlah korban laki-laki dan perempuan adalah sama. Alasan dilakukannya ekshumasi seluruhnya adalah alasan pidana, dengan alasan pidana spesifik yakni dugaan pembunuhan. Insidensi ekshumasi terbanyak dilakukan pada tahun 2007. Lokasi ekshumasi terbanyak adalah pada Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi penguburan terbanyak adalah bukan di pemakaman umum. Durasi penguburan terbanyak adalah kurang dari 1 bulan. Kondisi area ekshumasi seluruh kasus adalah dataran kering. Sebab kematian terbanyak adalah tidak dapat ditentukan. Terdapat 8 kasus ekshumasi yang jenazahnya mendapatkan dua kali pemeriksaan yakni sebelum dan sesudah dikuburkan. Pemeriksaan jenazah sebelum dikubur terbanyak adalah pemeriksaan luar saja dengan mayoritas tidak dapat ditentukan sebab kematiannya. Saat kematian terbanyak adalah pada kurun waktu 2 - 7 hari. Cara kematian terbanyak adalah dengan cara dibunuh. Korban dengan cara kematian dibunuh sebagian besar dikubur di tempat yang bukan pemakaman umum.
Background : Corpse with unnatural death process that was buried before autopsy was performed requires exhumation for many concerns, one of them is forensic identification. Exhumation is done when suspicion of unnatural process was involved in the matter of death arises, such as negligent injury, incompetent medical treatments, or particularly, homicide. Autopsy after exhumation poses many problems compared with immediate autopsy after death. Frequency of exhumation varies in the world and depends on some factors. The aim of this research is to get profile of exhumation which was handled by Forensic Department of RSUP Dr. Sardjito in 18 years period of time, from 2000 until 2017. Methods : This research uses descriptive analytical method with data collection of visum et repertum. Results : This research analyzed 39 cases of exhumation. Dominant victim age was between 19 - 65 year old. The amount of male and female victims showed no difference. All premise of exhumation was criminal interest, dominated by murder suspicion. 2007 had the most exhumation incidence. Exhumation performed mostly at Sleman Regency, Daerah Istimewa Yogyakarta Province. Most corpses were not buried in public cemetery. Length of burial predominantly less than 1 month. All exhumed corpses was buried in dry soil. Predominant cause of death was undetermined. There was 8 cases of corpses that had autopsies before and after burial. Most corpses that had examination before burial only undergone external examination and most of it had undetermined cause of death. Predominant time of death was between 2 - 7 days. Dominant manner of death was homicide. Most homicide victims were not buried in public cemetery.
Kata Kunci : exhumation, corpse, profile, RSUP Dr. Sardjito