HUBUNGAN ANTARA SIKAP ASERTIF IBU HAMIL DALAM MELARANG SUAMI MEROKOK DI DALAM RUMAH DAN KEJADIAN BBLR DI LOMBOK UTARA, NTB

TERESA ADRYANA ARYANTI PUTRI, Prof. Dra. Yayi Suryo P., M.Si., Ph.D; dr. Rosalia Kurniawati H., M.P.H

2019 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN

Latar Belakang: Prevalensi BBLR masih cukup tinggi di Provinsi NTB. Salah satu faktor risiko terjadinya BBLR yang masih sulit diatasi adalah pajanan asap rokok pada ibu hamil. Sejak tahun 2016 telah dilakukan intervensi berupa edukasi, media cetak, dan kontrak suami tidak merokok di dalam rumah. Diharapkan melalui intervensi tersebut ibu dapat bersikap asertif dalam meminta suami tidak merokok di dalam rumah, sehingga pajanan asap rokok dalam rumah dapat berkurang juga dapat mengurangi kejadian BBLR di Kabupaten Lombok Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap asertif ibu dalam melarang suami merokok di dalam rumah dan kejadian BBLR di Kabupaten Lombok Utara, Provinsi NTB. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan metode cross-sectional dan menggunakan data sekunder dari penelitian Dampak Pengurangan Asap Rokok dalam Rumah terhadap BBLR dan Kesehatan Neonatal oleh PEER Health Research Project. Subjek adalah wanita hamil dengan anggota keluarga perokok aktif. Data primer dikumpulkan melalui wawancara saat awal kehamilan, bulan ke-6 kehamilan, kelahiran, dan satu bulan setelah kelahiran. Sikap asertif ibu diukur pada wawancara awal kehamilan dan bulan ke-6 kehamilan. Data yang dianalisis menggunakan data yang direkam sampai 12 Juli 2018 dan dilakukan analisis univariabel, bivariabel, dan multivariabel. Hasil: Proporsi ibu yang bersikap asertif bertambah setelah diadakan intervensi setelah wawancara awal kehamilan. Analisis univariabel menunjukkan bahwa bayi dengan ibu bersikap asertif memiliki rata-rata berat lahir 37gram lebih berat dari ibu yang tidak. Ditemukan hubungan yang tidak signifikan antara sikap asertif (p=0,96), usia (p=0,21), IMT (p=0,05), dan tingkat pendidikan ibu (p=0,16) dengan kejadian BBLR di Kabupaten Lombok Utara. Analisis multivariabel menunjukkan bahwa usia, IMT, dan tingkat pendidikan ibu bukan merupakan faktor confounding dari hubungan antara sikap asertif ibu dengan kejadian BBLR. Kesimpulan: Kejadian BBLR tidak berhubungan dengan sikap asertif, namun perlu dilakukan analisis lanjutan dengan data yang lebih lengkap pada akhir penelitian utama.

Background of the Study: There is high prevalence of low birth weight (LBW) in West Nusa Tenggara. One of the entrenched risk factors is the exposure of second-hand smoke on the pregnant mother. Since 2016 interventions have been conducted such as education, printed media, and contracts for the husbands not to smoke inside their homes. It was expected that through these interventions pregnant mothers will be more assertive in asking their husbands not to smoke inside their homes to reduce the exposure of second-hand smoke thus to reduce the prevalence of LBW in North Lombok. The objective of this research is to find out the relation between assertive behavior of pregnant mothers in prohibiting their husbands to not smoke inside their house and the prevalence of LBW in North Lombok, West Nusa Tenggara. Research Method: This research was an observational research using cross-sectional method on the secondary data from PEER Health Research Project in titled Dampak Pengurangan Asap Rokok dalam Rumah terhadap BBLR dan Kesehatan Neonatal. The subjects were pregnant women with active smoker(s) family member. The primary data were gathered by interview during early pregnancy, six-month pregnancy, labor, and one month after the labor. Assertive behavior of the mothers was measured during the early pregnancy and six-month pregnancy interview. The data was analyzed using recorded data set until July 12, 2018 and it was analyzed using univariable, bivariable, and multivariable analysis method. Results: The number of assertive mothers increased after the intervention after early pregnancy interview. Univariabel analysis show that babies with assertive mothers have an average birth weight of 37 gram heavier than babies with non-assertive mothers. There was no significant relationship between mothers assertive behavior (p=0,96), age (p=0,21), BMI (p=0,05), education level (p=0,16) and the prevalence of LBW in North Lombok. Multivariable analysis show that mothers age, BMI, and education level were not confounding factors of the relationship between assertiveness of mothers and the incidence of LBW. Conclusions: There is no relation between assertive behavior and LBW, but further analysis is suggested using more comprehensive data in the end of the main research.

Kata Kunci : Sikap asertif, ibu hamil, kejadian BBLR, rumah bebas asap rokok/ assertive behavior, pregnant mother, LBW, smoke-free house.