PERBANDINGAN TERAPI PROTOKOL NASIONAL DENGAN PROTOKOL LAINNYA PADA PASIEN LEUKEMIA MIELOBLASTIK AKUT ANAK DI RSUP DR. SARDJITO 2007 - 2016

FARRASILA NADHIRA, dr. Eddy Supriyadi, Ph.D, Sp.A(K);dr. Lutfan Lazuardi, Ph.D.

2019 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN

Latar Belakang: Leukemia adalah penyakit keganasan yang terbanyak terjadi pada anak-anak. Salah satunya adalah Leukemia Mieloblastik Akut (LMA). Tingkat kesintasan hidup pasien LMA di Yogyakarta pada tahun 1999 - 2011 juga masih rendah. Penyakit ini cukup terabaikan karena jarang ditemukan, sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menggali lebih banyak informasi mengenai penyakit ini. Tujuan Penelitian: Mengetahui perbandingan tingkat kesintasan hidup pada terapi protokol nasional dengan protokol lainnya pada pasien LMA anak yang dirawat di bagian ilmu kesehatan anak RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan metode cohort retrospective yang menganalisis data sekunder registri departemen ilmu kesehatan anak RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta pada periode Januari 2007 hingga Desember 2016. Subjek penelitian ini adalah 190 pasien anak dengan LMA. Dilakukan penilaian profil klinis pada pasien LMA anak yang mendapat terapi protokol nasional dan protokol lainnya yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kemudian data kedua kelompok akan dibandingkan dengan uji analisis kesintasan hidup. Analisis data dilakukan dengan nilai signifikansi p<0,05 dan confidence interval 95% menggunakan uji chi square untuk analisis hubungan antar variabel dan uji Kaplan Meier untuk analisis survival. Hasil: Luaran klinis meninggal pada pasien LMA anak yang mendapatkan protokol nasional maupun protokol lainnya memiliki persentase yang hampir sama (52,1% vs 51,1%). Luaran klinis hidup pada pasien yang mendapatkan protokol nasional lebih banyak dibandingkan pasien yang menggunakan protokol lainnya (15,6% vs 7,4%). Didapatkan angka Event Free Survival secara keseluruhan pada pasien LMA anak di RSUP Dr. Sardjito sebesar 11,5% kurang lebih 6,11%. Kesimpulan: Tingkat kesintasan hidup pasien LMA secara keseluruhan masih rendah. Pasien LMA yang mendapatkan terapi protokol nasional memiliki tingkat kesintasan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan terapi protokol lainnya. Tingkat kejadian meninggal dan relaps juga masih tinggi pada protokol nasional maupun protokol lainnya sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait faktor lain yang dapat mempengaruhi penyakit LMA ini.

Background: Leukemia is the most common malignant disease in children. One of the them is Acute Myeloblastic Leukemia (AML). The survival rates of AML patients in Yogyakarta in 1999 - 2011 were still limited. This rare disease is neglected because it is rarely discovered, so further research is needed to explore more information about AML. Objective: Knowing the comparison of survival rates in national protocol therapy with other protocols in children patient with AML treated in the pediatric Department of RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Method: This study used a retrospective cohort method that analyzed secondary data from the registry of the child health department of RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta in the period January 2007 to December 2016. The subjects of this study represented 190 pediatric patients with AML. The clinical profile was assessed in pediatric AML patients who received national protocol therapy and other protocols that had met the inclusion and exclusion criteria. At that point, the data of the two groups was compared using the survival analysis test. Data analysis was performed with a significance value of p < 0.05 and a 95% confidence interval using the chi square test for the variables correlation analysis and the Kaplan Meier test for survival analysis. Result: The incidence of death in chidren with AML patients at Dr. RSUP Sardjito in 2007 - 2016 who received the national protocol and other protocols had almost the same percentage (52.1% vs. 51.1%). Life events in children with AML patients who received national protocols were equally higher than patients who used other protocols (15.6% vs 7.4%). The obtained Event Free Survival in pediatric LMA patients at Dr. RSUP Sardjito at 11.5% plus minus 6.11%. Conclusion: The survival rate of AML patients is still low. AML patients who received national protocol therapy had better survival rates compared to them who received other protocol therapy. The incidence of death and relapse is also still high in national protocols and other protocols. Further research is required regarding other factors that can affect this AML disease.

Kata Kunci : Leukemia Mieloblastik Akut, event free survival, anak - anak, protokol pengobatan, kesintasan hidup