EFEK EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum.) DAN KUNYIT (Curcuma domestica) TERHADAP KOLIBASILOSIS PADA AYAM BERDASARKAN UJI IN VITRO DAN IN VIVO

METTARANI DYMIA E P, Prof. Dr. drh. Sri Hartati, SU; Dr. drh. Tri Untari, M.Si.

2019 | Tesis | MAGISTER SAINS VETERINER

Kolibasilosis menyebabkan gangguan pertumbuhan dan penurunan produksi pada ayam. Pengobatan dengan bahan-bahan aktif antibakteri dari tanaman obat menjadi alternatif pilihan. Kandungan flavonoid jahe merah dan kurkumin dari kunyit berperan sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya hambat ekstrak jahe merah dan kunyit terhadap E. coli secara in vitro dan efek jahe merah, kunyit dan kombinasi secara in vivo terhadap kadar SGPT (Serum glutamic pyruvic transaminase) dan kreatinin, serta perubahan patologis pada ayam yang diinfeksi E. coli. Uji secara in vitro dilakukan dengan menguji efektivitas hambatan ekstrak jahe merah dan kunyit terhadap pertumbuhan E. coli dengan konsentrasi 2,5%, 5%, 10 %, dan 20 %. Uji secara in vivo, sejumlah 100 ayam layer dikelompokkan menjadi 5 Grup (A, B, C, D, dan E). Grup A, B, C ayam yang diberi ekstrak pada hari ke-1 sampai ke- 37 dan diinfeksi dengan E. coli 0,1x 108 sel/ ml pada hari ke-23, grup D adalah kontrol positif, dan grup E adalah kontrol negatif. Kelompok A diberi ekstrak jahe merah dengan dosis 100 mg/ kg BB secara oral, kelompok B diberi ekstrak kunyit dosis 100 mg/ kg BB, Kelompok C diberi ekstrak kombinasi jahe merah dan kunyit dengan dosis masing-masing 100 mg/kg BB. Masing-masing kelompok dilakukan pengambilan darah pada hari ke-38 untuk pemeriksaan kimia darah (SGPT dan kreatinin) dan pengambilan jaringan hari ke-40 untuk pemeriksaan histopatologis. Hasil in vitro menunjukkan ekstrak jahe merah dengan konsentrasi 2,5 %, 5 %, 10 %, dan 20 % tidak dapat menghambat, sedangkan ekstrak kunyit pada konsentrasi 10 % dan 20% dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil pemeriksaan kadar SGPT menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) kontrol positif dengan kunyit dan kombinasi (jahe merah dan kunyit), dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kontrol positif dengan jahe merah (p>0,05). Pemeriksaan kreatinin tidak ada perbedaan yang signifikan antara kontrol postif dengan kelompok herbal (p>0,05). Hasil histopatologi air sac dan hepar mengalami perubahan infiltrasi sel radang heterofil pada kelompok jahe merah dan kelompok kontrol positif. Kesimpulan penelitian ini uji in vitro esktrak jahe merah konsentrasi 20 % tidak memberikan efek daya hambat terhadap E. coli tetapi ekstrak kunyit 10% dan 20 % mempunyai efek daya hambat. Uji in vivo Pemberian ekstrak kunyit dan kombinasi mempunyai efek mengurangi lesi akibat E.coli secara makroskopis dan mikroskopis. Pemberian ekstrak jahe merah dosis 100 mg/kg BB menyebabkan kenaikan kadar SGPT, sedangkan ekstrak jahe, kunyit dan kombinasi tidak menyebabkan kenaikan kadar kreatinin.

Colibasilosis can cause disruption of growth and decrease in production. Antimicrobial active ingredients from herbal medicine can be an alternative to overcome this problem. Red ginger has flavonoid ingredient and turmeric has curcumic ingredient that both can function as an antibacterial agent. The aim of this study is to determine the inhibition effect of red ginger and turmeric extract towards Escherichia coli with in vitro test and extract effect with in vivo test by measuring Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) and kreatinin and by examining the histopathology of chicken treated with extract and infected by E. coli. The inhibition effect of red ginger and turmeric extract with in vitro test towards E. coli growth of red ginger and turmeric extract with the concentration of 2,5%, 5%, 10 %, and 20. In vivo test, 100 Day Old Chick (DOC) were grouped into five groups and labeled A, B, C, D, and E: group A, B, and C were treated with extract day 1 to 37 and infected with E. coli doses 0,1x 108 sel/ml day 23, group D as positive control, and group E as negative control. Group A were treated with red ginger extract with the dosage of 100mg/kg body weight. Group B were treated with turmeric extract with the dosage of 100mg/kg body weight. Group C were treated with combination of red ginger extract and turmeric extract with the dosage of 100mg/kg body weight each. From each group, blood samplings were collected day 38 for SGPT and creatinine examination and the organ tissues were taken day 40 for histopathological examination. The result shows that red ginger extract with 2,5 %, 5 %, 10 %, and 20 % can not inhibit bacterial growth while turmeric extract can inhibit bacterial growth with 10% and 20% concentration. For SGPT examination, the result shows significant difference (p<0,05) between positive control and both turmeric and combination(red ginger and turmeric) extract but no significant difference between positive control and red ginger (p>0,05). For creatinine examination, no significant difference between positive control and any of the herbal extracts (p>0,05). Histopathological changes of heterophils infiltration were shown in the air sac and hepar of chicks treated with red ginger extract and in positive control chicks. In conclusion, in vitro test shows that red ginger extract consentration 20 % does not affect E. coli infection but turmeric extract consentration 10 % and 20 % does. In vivo test shows turmeric and combination extract have effect to reduce lesion of E.coli in macroscopic and microscopic. Red ginger extract doses 100 mg/kg BB increase SGPT level and red ginger, turmeric, and combination (red ginger and turmeric) extract does not increase creatinine level.

Kata Kunci : kolibasilosis, ayam, jahe merah, kunyit, antibakteri