Laporkan Masalah

HUBUNGAN PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN KAPASITAS ADAPTASI DENGAN TINGKAT RESILIENSI MASYARAKAT PASCA GEMPA LOMBOK

R. JAKA SARWADHAMANA, Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr. PH., Dr. dr. Rustamaji, M. Kes

2019 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Latar Belakang: Bencana alam secara langsung memberikan dampak pada kehidupan manusia, lingkungan fisik, biologis dan sosial. Gempa bumi yang terjadi di Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tanggal 29 juli 2018 dengan kekuatan 6,4 pada skala richter menyebabkan banyak korban dan kerusakan fisik bangunan rumah dan fasilitas pendidikan maupun kesehatan serta terganggunya pola kehidupan normal. Situasi pasca bencana adalah momen yang tepat untuk melakukan analisis tingkat resiliensi masyarakat terhadap bencana sebelumnya, bahwa mayarakat harus mampu bertahan dari bencana yang terjadi dengan kemampuan kapasitas adaptasi yang ada, serta untuk memastikan bahwa proses pemulihan dan investasi pembangunan berikutnya berjalan dengan baik. Tujuan Penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perubahan lingkungan dan kapasitas adaptasi dengan tingkat resiliensi masyarakat pasca gempa Lombok. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masayarakat yang terdampak gempa dan tinggal di kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 129 responden yang diambil dengan teknik cluster random sampling yaitu mengambil sampel secara berkelompok pada area tertentu yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan uji statistik chi square dan regresi logistik. Hasil Penelitian : Perubahan lingkungan (kerusakan rumah), dan kapasitas adaptasi yang meliputi paparan terhadap bencana, sensitifitas respon dan strategi koping memiliki hubungan dengan tingkat resiliensi masyarakat pasca gempa Lombok (p<0,05). Masyarakat yang mempunyai kerusakan rumah dalam kategori ringan-sedang mempunyai kemungkinan 11 kali lebih besar untuk memiliki tingkat resiliensi yang baik. Kapasitas adaptasi yang meliputi sensitifitas respon yang tinggi mempunyai peluang 3 kali lebih besar untuk memiliki tingkat resiliensi yang baik dan strategi koping yang tinggi memungkinkan 2 kali lebih besar untuk memiliki tingkat resiliensi yang baik. Kesimpulan: Perubahan lingkungan atau kerusakan rumah merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap tingkat resiliensi masyarakat pasca gempa di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Tingkat resiliensi masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor kapasitas adaptasi yang meliputi sensitifitas respon dan strategi koping masyarakat.

Background: Natural disasters directly impact to the human life, the physical environment, biological and social. The Earthquake in Lombok, West Nusa Tenggara on 29 July 2018 with force on 6,4 Richter Scale made many casualties and destruction of houses and facilities owned physical building education and health and the life patterns of the normal disruption. The situation in the aftermath of a calamity is the right moment to do resilience level analysis of the community towards previous disaster , that society should be able to stand up to the disaster that occurred with capacity capability adaptation that is, as well as to ensure that the process of the recovery and the investment of next run well. Objective: To know the relationship between environmental changes and capacity of the adaptation of community resilience post earthquake lombok. Methods: This study is a survey analytic research with cross sectional design. The population in this study was affected the whole community earthquake and living in Tanjung District, North Lombok. The sample used in this study as many as 129 people taken using cluster random sampling techniques. The collected data analyzed using a Chi-Square statistic test and logistic regresion. Result: Environmental changes (house damage), and adaptive capacity which includes exposure to disasters, response sensitivity and coping strategies have a relationship with the level of resilience of post earthquake communities in Lombok (p<0.05). People who have damaged homes in the mild-moderate category are 11 times more likely to have a good level of resilience. Adaptation capacity that includes high response sensitivity has 3 times greater chance of having a good level of resilience and a high coping strategy allows 2 times greater to have a good level of resilience. Conclusion: Environmental changes or house damage has the strongest influence variable on the level of resilience of the community after the earthquake in Lombok. The level of community resilience is also influenced by adaptive capacity factors which include response sensitivity and community coping strategies.

Kata Kunci : resiliensi, perubahan lingkungan, kapasitas adaptasi, bencana, Lombok, Resilience, environmental changes, capacity adaptation, earthquake

  1. S2-2019-418325-abstract.pdf  
  2. S2-2019-418325-bibliography.pdf  
  3. S2-2019-418325-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2019-418325-title.pdf