Laporkan Masalah

Kajian Kerusakan Lahan pada Kawasan Penambangan Kaolin Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) di Desa Karangsari dan Sekitarnya, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Raden Aditya Aryo Wicaksono, Dr. Wawan Budianta, S.T., M.Sc.

2019 | Skripsi | S1 TEKNIK GEOLOGI

Penambangan kaolin di Desa Karangsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul telah berlangsung sejak tahun 1988 hingga sekarang dan dikelola oleh masyarakat sekitar secara tradisional. Kegiatan penambangan ini telah menimbulkan kerusakan lahan yang cukup serius. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kerusakan lahan akibat dari kegiatan pertambangan tradisional dengan menggunakan metode AHP. Adapun sebagai parameter yang dipergunakan sebagai dasar pengukuran tingkat kerusakan lahan adalah Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 63 Tahun 2003 tentang Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha dan Kegiatan Penambangan Batuan di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta ditentukan empat kriteria utama, yaitu kriteria geologi, lingkungan, teknis tambang, dan tebing galian dimana tiap kriteria memiliki subkriteria hingga tingkatan kelas. Hasil pengamatan geologi menunjukkan bahwa daerah penelitian dapat dibagi menjadi dua satuan batuan yaitu satuan tufa feldspar dan satuan breksi pumis dengan dijumpai struktur geologi yang intensif berupa kekar gerus dan kekar tiang serta kehadiran intrusi mikrodiorit hornblenda yang menjadi faktor pengontrol terjadinya alterasi hidrotermal. Adapun hasil kajian tingkat kerusakan lahan berdasarkan metode AHP menunjukkan rentang nilai tingkat kerusakan lahan ringan 1,00-1,66, tingkat kerusakan lahan sedang 1,67-2,33, dan tingkat kerusakan lahan tinggi 2,34-3,00. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kerusakan lahan akibat kegiatan penambangan kaolin di daerah penelitian tergolong dalam tingkat kerusakan lahan sedang sejumlah 9 tambang dan tingkat kerusakan lahan sejumlah 7 tambang tinggi.

Kaolin mining in Karangsari Village, Semin District, Gunungkidul Regency has been going on since 1988 until now and has traditionally been managed by the surrounding community. This mining activity has caused serious damage to the land. This study aims to assess the level of land damage resulting from traditional mining activities using the AHP method. As a parameter used as the basis for measuring the level of land damage is the Decree of the Governor of Special Region of Yogyakarta Number 63 of 2003 concerning the Standard Criteria for Environmental Damage for Mining Businesses and Activities in the Special Region of Yogyakarta determined by four main criteria, namely geological, environmental, technical mine, and the cliff excavation where each criterion has sub-criteria to the class level. Geological observations show that the study area can be divided into two rock units, namely tufa feldspar units and pumis breccia units with an intensive geological structure in the form of stiff and stiff grooves and the presence of hornblende microdiorite intrusion which is a controlling factor for hydrothermal alteration. The results of the study of the level of land damage based on the AHP method show the range of the level of low land damage is 1,00 - 1,66, the level of moderate land damage is 1.67 - 2.33, and the level of high land damage is 2.34 - 3.00. Based on these results it can be concluded that the level of land damage due to kaolin mining activities in the study area is classified as being in the level of moderate land damage of 9 mines and the level of high land damage of 7 mines.

Kata Kunci : Penambangan, Kaolin, Desa Karangsari, Metode AHP, Kerusakan Lahan

  1. S1-2019-381195-abstract.pdf  
  2. S1-2019-381195-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-381195-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-381195-title.pdf