Studi Kasus Penggunaan Sijari Emas Oleh Bidan Dalam Rujukan Kegawatdaruratan Obstetrik

SHOFYA INDRAGUNA, Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr. PH.; Dr. dr. Cahyono Hadi, S.H, Sp.OG (K).

2019 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Latar Belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) masih menjadi isu strategis baik global maupun daerah. Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang menyumbangkan AKI tertinggi di Indonesia. Salah satu program untuk mengatasinya adalah dengan efisiensi rujukan yang dikemas dalam program SIJARI EMAS (Sistem Jejaring Informasi Rujukan Maternal and Neonatal Survival). Banyumas merupakan salah satu Kabupaten dengan AKI tinggi di Jawa Tengah yang telah melaksanakan program SIJARI EMAS di setiap wilayah kerja Puskesmas. Faktanya AKI di Kabupaten Banyumas masih tetap tinggi. Tujuan: Mengetahui pelaksanaan SIJARI EMAS dalam rangka menurunkan AKI berdasarkan penerimaan teknologi oleh bidan dalam pelaksanaan rujukan kegawatdaruratan obstetrik. Metode: Metode dalam penelitian ini menggunakan kualitatif studi kasus deskriptif dengan embbaded single case design. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur dan studi dokumen terkait. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Banyumas. Informan utama dalam penelitian ini adalah bidan koordinator puskesmas, triangulasi dilakukan kepada kepala puskesmas, operator SIJARI EMAS di dinas kesehatan kabupaten dan di rumah sakit. Hasil: SIJARI EMAS dinilai bermanfaat dalam menambah produktifitas terutama dalam dokumentasi data, meningkatkan efektifitas, dan meningkatkan performa. Namun, bidan merasa SIJARI EMAS tidak mempercepat proses rujukan karena terkadang jawaban Rumah Sakit terlalu lama, sehingga bidan menggunakan alternatif berupa telpon dan grup WhatsApp untuk mengkonfirmasi ke pihak rumah sakit. SIJARI EMAS dinilai mudah untuk dipelajari, mudah untuk dikontrol, dapat digunakan dalam situasi dan kondisi apapun, serta dapat menambah keterampilan bidan. Hambatan yang dialami bidan dalam penggunaannya adalah terkadang respond time pihak rumah sakit dinilai terlalu lama dan terkadang terdapat kesalahan informasi. Kesimpulan: SIJARI EMAS merupakan salah satu usaha dalam menurunan AKI di Kabupaten Banyumas yang dinilai bermanfaat dan mudah dilaksanakan oleh bidan. Namun, dalam penerapan pelaksanaan program SIJARI EMAS di Kabupaten Banyumas memerlukan bantuan alternatif yaitu telfon dan grup WhatsApp. Koordinasi dari pihak puskesmas, dinas kesehatan dan rumah sakit dalam penggunaan SIJARI EMAS masih perlu ditingkatkan.

Background: Maternal Mortality Rate (MMR) is a strategic issue both in global and regional. Central Java is one of the provinces that contributed the highest MMR in Indonesia. One of the efforts to overcome this problem is by the efficiency of referral system that is packaged in the SIJARI EMAS program (Referral Network Information System to Expanding Maternal and Neonatal Survival). Banyumas is one of the Regency with high MMR in Central Java that has implemented the SIJARI EMAS program in each Primary Health Care (PHC). But, the fact MMR in Banyumas Regency is still high. Objective: To find out the implementation of SIJARI EMAS program, in order to reduce MMR based on technology acceptance by midwives. Method: The method in this study used a qualitative descriptive case study with embedded single case design. Data retrieval is done by semi-structured interviews and based on related document studies. This research was conducted in Banyumas Regency. The main informant in this study was the PHC coordinator midwife, triangulation was carried out to the Head of the PHC, Operator SIJARI EMAS on the District Health Officer and Hospital Service. Results: SIJARI EMAS is considered useful in increasing productivity, especially in data storage, increasing effectiveness, and improving performance. Midwives feel that SIJARI EMAS does not accelerate the referral process because sometimes feedback from the Hospitals to the PHC run too long, so the midwife uses another way i.e telephone and WhatsApp groups to confirm the feedback of SIJARI EMAS program from Hospital. SIJARI EMAS program is considered easy to learn, easy to control, flexible, and can improve the skills of midwives. The obstacle experienced by midwives in the use of this program is that sometimes the hospital time responds are considered run too long and sometimes they get misinformation. Conclusion: SIJARI EMAS is one of the efforts to reduce MMR in Banyumas Regency which is considered useful and easy to implement by midwives. However, in the implementation of it, is still needed telephone and WhatsApp group. Coordination from the PHC, District Health Officer and Hospital Office in the use of SIJARI EMAS program is still needs to be improved.

Kata Kunci : SIJARI EMAS, Rujukan, Puskesmas, Bidan, Network Referral System, Primary Health Care, Midwife