Laporkan Masalah

Analisis Kelembagaan dalam Implementasi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat oleh LMDH Sumber Jaya Makmur Munung KPH Jombang

ARSYAD FUAD ADAM, Bowo Dwi Siswoko, S.Hut., M.A.

2019 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) adalah suatu sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan oleh Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan dan atau Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan dengan pihak lain yang berkepentingan (stakeholder). Kualitas kelembagaan dapat berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi PHBM. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui implementasi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat oleh LMDH; (2) mengetahui dinamika kelembagaan LMDH Sumber Jaya Makmur dan problematika yang dihadapi; (3) merumuskan alternatif solusi terhadap problematika kelembagaan dalam pelaksanaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat oleh LMDH Sumber Jaya Makmur. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Perning, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk. Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Cara pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik purposive sampling digunakan untuk menentukan informan. Metode analisis yang digunakan yakni analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di Desa Perning oleh LMDH Sumber Jaya Makmur diawali dari silaturohim kepada perangkat desa yang dilakukan oleh Perhutani, mengumpulkan masyarakat, pengenalan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat melalui sosialisasi, membangun kesepahaman, pembentukan lembaga, perjanjian kerjasama, sharing. Dinamika kelembagaan LMDH Sumber Jaya Makmur terbagi dalam 4 aspek yaitu aspek keorganisasian, kepemimpinan, kapasitas kelembagaan, kegiatan atau program, dan manajemen konflik. Problematika dan alternatif penyelesaian dalam pelaksanaan PHBM antara lain kekurangan modal, kegagalan dalam sosialisasi maupun komunikasi dengan alternatif solusi yakni menjalankan rapat rutin dan membahas mengenai permasalahan yang dihadapi, menjalin kerjasama yang lebih luas dengan berbagai pihak untuk memperoleh bantuan modal, pelatihan-pelatihan dan membentuk Forum Komunikasi (Forkom) agar pelaksanaan PHBM dapat terawasi dan terlaksana.

Community Based Forest Management (CBFM) is a system of forest resource management carried out by Perum Perhutani and forest village communities and / or Perhutani Perum and forest village communities with other stakeholders (stakeholders). Institutional quality can influence the success of CBFM implementation. This study aims to: (1) find out the implementation of the Joint Community Forest Management by LMDH; (2) knowing the institutional dynamics of Sumber Jaya Makmur LMDH and the problems faced; (3) formulate alternative solutions to institutional problems in the implementation of Collaborative Forest Management by LMDH Sumber Jaya Makmur. This research was conducted in Perning Village, Jatikalen Subdistrict, Nganjuk Regency, East Java Province in September 2018. In this study a qualitative approach was used with a case study method. How to retrieve data is done by observation, interviews, and documentation. Purposive sampling is used as a determinant of informants. The analytical method used is qualitative data analysis according to Miles and Huberman. The results of this study indicate that the implementation of Collaborative Forest Management in Desa Perning by LMDHSumber Jaya Makmur was initiated from silaturohim to village officials conducted by Perhutani, community gathering, introduction of the Collaborative Forest Management program through socialization, building understanding, establishing institutions, cooperation agreements, sharing . The institutional dynamics of Sumber Jaya Makmur LMDH are divided into 4 aspects, namely organizational aspects, leadership, institutional capacity, activities or programs, and conflict management. Problems and alternative solutions for CBFM implementation include lack of capital, failure in socialization and communication with alternative solutions, namely conducting routine meetings and discussing problems faced, establishing broader cooperation with various parties to obtain capital assistance, training and forming Forums. Communication (Communication) so that the implementation of CBFM can be monitored and implemented.

Kata Kunci : kelembagaan, pengelolaan hutan, masyarakat, PHBMMahasiswa ;institution, forest management, community, CBFM

  1. S1-2019-345677-Abstract.pdf  
  2. S1-2019-345677-Bibliography.pdf  
  3. S1-2019-345677-Tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-345677-Title.pdf