"KARAKTER TOWNSCAPE KORIDOR KAWASAN PECINAN" Kasus: Kampung Ketandan, Yogyakarta

GYVANO HALIM, Dyah Titisari Widyastuti, , ST., MUDD., Dr.

2019 | Tesis | MAGISTER ARSITEKTUR

Indonesia memiliki banyak keberagaman termasuk akulturasi budaya. Kontak dari bertemunya dua budaya yang berbeda menjadi satu menambah kekayaan budaya di Indonesia. Salah satunya ialah kebudayaan Tionghoa yang telah lama ada di Indonesia. Di Yogyakarta, kawasan Pecinan masuk sejak 1860-an, dimana kampung Ketandan sebagai pusat permukiman orang Tionghoa pada zaman Belanda. Ketandan yang berlokasi di sebelah timur area Malioboro ini merupakan salah satu kawasan pecinan di Yogyakarta yang memiliki identitas dan sejarah yang kuat. Berdasarkan pengamatan, penulis melihat bahwa kawasan kampung Ketandan di Yogyakarta ini hanya ramai jika ada event-event tertentu, sehingga pada hari biasa terkesan sepi terutama pada koridor kampung. Seiring berjalannya waktu, beberapa penghuni kampung merubah fasad bangunan asli yang mengarah ke gaya modern serta minimnya atribut dan komponen tionghoa lain dalam Ketandan. Hal ini dapat memicu pudarnya karakter kawasan Pecinan di Ketandan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter townscape dan komponen-komponen yang paling berperan di koridor Ketandan melalui serial vision, place dan content dalam teori Gordon Cullen. Studi ini menggunakan metode rasionalistik kualitatif dengan berlandaskan teori-teori yang digunakan untuk menilai lokus studi dari pengamatan langsung. Dalam pembahasan, penulis mengumpulkan data primer-sekunder lalu menentukan segmentasi kemudian mengidentifikasi unit amatan dan mengkaji lebih dalam melalui observasi. Setelah itu penulis membuat komparasi antara eksisting-teori lalu dinilai. Penulis menemukan karakter townscape di koridor Ketandan berupa gang sempit yang didominasi oleh fasad yang melingkupi jalan dan ditunjukkan oleh komponen detail seperti deretan ruko bergaya tionghoa, kemudian komponen focal point (pkl, plaza, landmark) dan accent (building facade,public art). Komponen townscape di ketandan pada aspek place yang paling berperan adalah focal point dan accent. Sedangkan pada aspek content yang paling berperan adalah detail. Komponen townscape paling banyak ditemukan pada zona D. Temuan dari penulisan ini dapat menjadi pertimbangan untuk memperkuat karakter dengan pemilihan desain yang tepat sesuai dengan karakter ruang kawasan pecinan di Ketandan.

Indonesia has many diversity including acculturation of culture. Contact from the meeting of two different cultures into one adds to the cultural richness in Indonesia. One of them is Chinese culture that has long existed in Indonesia. In Yogyakarta, the Chinatown area entered since the 1860s, where Ketandan village was the center of Chinese settlements in the Dutch era. Ketandan, located east of the Malioboro area, is one of the Chinatown areas in Yogyakarta that has a strong identity and history.Based on observations, the author see that the Ketandan village area in Yogyakarta is only crowded if there are certain events, so that on weekdays it seems quiet especially in the village corridors. Over time, some of the inhabitants of the village changed the facade of the original building that led to the modern style and the lack of attributes and other Chinese components in Ketandan. This can trigger the fading character of the Chinatown in Ketandan. This study aims to determine the character of townscape and the components that play the most role in the Ketandan corridor through serial vision, place and content in Gordon Cullen's theory. This study uses a qualitative rationalistic method based on theories used to assess study loci from direct observation. In the discussion, the author collects primary-secondary data and then determines the segmentation and then identifies the unit of observation and examines it deeper through observation. After that the author makes a comparison between existing-theories and then assessed. The author found the townscape character in the Ketandan corridor in the form of a narrow alley dominated by facades that covered the road and was shown by detailed components such as Chinese-style shop houses, then focal point components (street, plaza, landmark) and accents (building facade, public art). The townscape component in the place aspect which is the most important is the focal point and accent. Whereas the most important aspect of content is detail. The townscape component is most commonly found in zone D. The findings of this writing can be a consideration to strengthen the character by selecting the proper design of the townscape corridor, according to the character of the Chinatown space in Ketandan.

Kata Kunci : nudeln071094