Laporkan Masalah

POLA SEBARAN DAN KARAKTERISTIK PERMUKIMAN INFORMAL DI DESA CONDONGCATUR, YOGYAKARTA

FARDHAN AMARULLAH, Dr. Ir. Dwita Hadi Rahmi, MA.

2019 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Jumlah penduduk kota terus bertambah. Namun seiring dengan pertumbuhan kota, jumlah permukiman juga terus bertambah. Permukiman informal dikenal sebagai permukiman yang bersifat organik, memiliki kepadatan yang tinggi, dihuni oleh masyarakat kelas rendah, rawan terhadap bencana dan memiliki status kepemilikan tanah yang tidak jelas. Permukiman informal dihuni oleh masyarakat yang memiliki keterbatasan akses terhadap sarana & prasarana umum. Pada saat ini, referensi mengenai permukiman informal masih terbatas. Jikapun ada, maka masih didominasi dengan konteks global. Maka dari itu perlu diadakan identifikasi lebih lanjut mengenai permukiman informal, terutama dalam konteks lokal. Paguyuban kalijawi sebuah komunitas warga permukiman informal bersama dan Arkom Jogja yang berperan sebagai community organizer melakukan kegiatan pemetaan permukiman informal secara partisipatif. Penelitian ini berupaya untuk memanfaatkan kegiatan ini untuk mengidentifikasi permukiman informal yang ada di Desa Condongcatur. Dengan menggunakan pendekatan deduktif, penelitian ini membandingkan karakteristik permukiman informal yang telah direduksi dari beberapa referensi dengan hasil temuan lapangan. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa permukiman informal di Desa Condongcatur memiliki karakteristik kepadatan penduduk yang cenderung rendah, memiliki akses layanan sarana dan prasarana umum, rawan terjadi bencana, tidak terdapat ancaman penggusuran namun tidak memiliki hak kepemilikan tanah yang jelas dan memiliki kepadatan bangunan yang tinggi. Hal ini menunjukkan terdapat beberapa karakteristik yang sesuai maupun tidak sesuai dengan karakteristik permukiman informal di penelitian ini.

The population of the city continues to grow. But along with the growth of the city, the number of settlements also continues to grow. Informal settlements are known as organic, high density settlements, inhabited by low-class people, prone to disasters and having unclear land ownership status. Informal settlements are inhabited by people who have limited access to public facilities & infrastructure. At this time, references to informal settlements are still limited. Even if there is, it is still dominated by a global context. Therefore, further identification of informal settlements is needed, especially in the local context. Paguyuban kalijawi is a community of joint informal settlements and Arkom Jogja which acts as a community organizer to carry out participatory informal settlement mapping activities. This study seeks to utilize this activity to identify informal settlements in Condongcatur Village. Using a deductive approach, this study compares the characteristics of informal settlements that have been reduced from several references to field findings. The results of this study reveal that informal settlements in Condongcatur Village have characteristics of population density which tend to be low, have access to public facilities and infrastructure services, prone to disasters, no threat of eviction but do not have clear land ownership rights and have high building density. This shows that there are some characteristics that are appropriate or not in accordance with the characteristics of informal settlements in this study

Kata Kunci : permukiman informal, pola sebaran, karakteristik permukiman, pemetaan parsipatif, paguyuban kalijawi, arkom jogja

  1. S1-2019-369414-abstract.pdf  
  2. S1-2019-369414-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-369414-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-369414-title.pdf