PENGAKUAN YERUSALEM SEBAGAI IBUKOTA ISRAEL OLEH PRESIDEN DONALD TRUMP

JANITRA HARYANTO, Dr. Siti Mutiah Setiawati, M.A.

2019 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Kebijakan Presiden Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel merupakan kebijakan yang dihindari oleh presiden-presiden AS (Amerika Serikat) sebelumnya karena dampak yang ditimbulkan dari kebijakan tersebut terhadap keamanan nasional AS. Untuk itu, meneliti proses pengambilan kebijakan tersebut serta alasan mengapa kebijakan tersebut diambil menjadi hal yang menarik untuk dilakukan. Dengan menggunakan landasan konseptual Pengambilan Kebijakan Poliheuristik, skripsi ini bercerita mengenai dua proses pengambilan kebijakan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel: pertama, eliminasi pilihan kebijakan luar negeri yang dianggap merugikan bagi kepentingan Presiden Trump dan kedua, evaluasi dan pengambilan pilihan kebijakan luar negeri yang dianggap menguntungkan Presiden Trump secara politis. Skripsi ini juga menemukan bahwa pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel dilakukan oleh Presiden Trump karena kebutuhannya untuk memperkuat dukungan dari kelompok masyarakat Evangelical Christian, kelompok masyarakat yang merupakan mayoritas basis pendukungnya dan memiliki kedekatan dengan Zionisme secara ideologis.

President Donald Trump's decision to recognize Jerusalem as the eternal capital of Israel was the less favorable decision for the previous US presidents due to the grave possibility it could impose towards the US national security. Therefore, analyzing the decision-making process of such policy, as well as the reasoning behind the decision becomes imperative. By using the concept of Poliheuristic Decision Making Process, this thesis describes the two-fold decision-making process which was taken by President Trump: first, elimination of policy options which deemed as disadvantageous towards the president's political survivability and secondly, evaluation and establishment of the remaining policy option which perceived as beneficial towards the president's political interest. This thesis also found that the recognition over Jerusalem as the capital of Israel was done by President Trump to maintain and strengthen the support of Evangelical Christian, a Christian denomination which possesses ideological congruence with Zionist and became his constituent.

Kata Kunci : Presiden Donald Trump, Evangelical Christian, Yerusalem, Israel, Amerika Serikat