Laporkan Masalah

PEMANFAATAN GAMBUT SEBAGAI MEDIA PERBANYAKAN INOKULUM VEGETATIF JAMUR PEMBENTUK MIKORISA

Yoyok Nurprasetiyohadi Pramono, Ir. Sumardi, M.For.Sc.

1993 | Skripsi | S1 BUDIDAYA HUTAN

Penelitian ini adalah penelitian pendahuluan mengenai usaha perbanyakan inokulum vegetatif dari jamur pembentuk mikorisa dengan menggunakan media gambut (tanah gambut). Penelitian ini dianggap perlu karena pada akhirnya hasil yang diharapkan akan dapat memberikan informasi tentang manfaat gambut yang dapat digunakan sebagai media perbanyakan inokulum vegetatif dan sekaligus sebagai media persemaian yang akhir-akhir ini sedang digiatkan bagi usaha pembangunan hutan. Penelitian ini memanfaatkan dua sumber inokulum jamur mikorisa, yaitu yang berasal dari spora dan yang berasal dari miselia hasil biakan murni. Selain itu pada media gambut juga diberikan perlakuan dengan penambahan larutan nutrisi dan arang aktif untuk memasok ketersediaan makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan miselia dan untuk merubah derajat keasaman (pH) tanah gambut agar sesuai dengan persyaratan tumbuh jamur. Penelitian ini didekati pula dengan dua uji, yang pertama adalah uji laboratorium untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan miselia jamur (uji in vitro), dan yang kedua adalah uji "bioassay" dengan menggunakan tanaman inang untuk mengetahui sejauh mana inokulum vegetatif yang dihasilkan mampu bersimbiosis dengan akar tanaman inang untuk membentuk struktur mikorisa. Dari hasil penelitian laboratorium, diketahui bahwa sumber inokulum dari spora menunjukkan hasil pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan sumber inokulum yang berasal dari miselia (biakan murni) dengan fungsi waktu, dan hasil terbaik didapatkan dari media gambut tanpa pemberian arang yang diberi larutan nutrisi (SGN). Hal yang sama terjadi pula pada uji "bioassay" dimana perkembangan simbiosis mikorisa terjadi paling baik pada media SGH. Perbedaan pertumbuhan yang terjadi pada uji "in vitro" kemungkinan disebabkan oleh resistensi atau ketahanan dari dua sumber inokulum yang berbeda dimana spora bersifat lebih dorman dibanding miselia, sedangkan miselia yang karena tidak segera mendapatkan inangnya tidak mampu bertahan untuk tumbuh dalam waktu yang lebih lama.

Kata Kunci : -

  1. S1-FKT-1993-62327-abstract.pdf  
  2. S1-FKT-1993-62327-bibliography.pdf  
  3. S1-FKT-1993-62327-tableofcontentt.pdf  
  4. S1-FKT-1993-62327-title.pdf