Persepsi Masyarakat tentang Kawasan Cagar Alam Pananjung Pangandaran Di Jawa Barat
FAHRINA RISQI HIDAYANA LUBIS, Kristiani Fajar Wianti S.Hut., M.Si
2019 | Skripsi | S1 KEHUTANANCagar Alam Pananjung Pangandaran (CAPP) adalah salah satu kawasan konservasi di Jawa Barat yang terdapat tumbuhan khas Rafflesia patma yang dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Hingga saat ini masih ditemukan beberapa masyarakat mengenali kawasan CAPP sebagai tempat wisata khususnya di pantai pasir putih barat dan goa rengganis. Padahal masyarakat merupakan stakeholder pengelola dari kelestarian suatu kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat tentang kawasan CAPP. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Populasi yang diteliti di Desa Pangandaran yang terdiri dari 3 Dusun sebanyak 3.532 KK dengan jumlah sampel 254 KK. Penelitian ini dilakukan pada bulan November hingga Desember 2018. Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuesioner dengan tabulasi silang menggunakan persentase. Data persepsi dijabarkan secara deskriptif dengan menjelaskan hasil yang diperoleh dari tabulasi silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat Desa Pangandaran kurang selaras terkait fungsi kawasan yang menganggap kawasan CAPP berfungsi sebagai tempat wisata. Adanya anggapan tersebut lama kelamaan dapat memicu timbulnya distorsi fungsi kawasan cagar alam karena adanya kegiatan wisata yang dilakukan di kawasan CAPP. Hal tersebut tentunya dapat menimbulkan ancaman bagi kawasan karena terganggunya habitat dari tumbuhan Rafflesia patma maupun perubahan perilaku hewan seperti rusa dan monyet ekor panjang yang diakibatkan oleh kegiatan masyarakat di dalam kawasan tersebut. Semakin tinggi ancaman dan gangguan yang dialami oleh suatu kawasan konservasi, maka akan semakin sulit kawasan tersebut mencapai kelestarian.
Pananjung Pangandaran Nature Reserve is one of the conservation areas in West Java that has a typical plant-protected Rafflesia and its development takes place naturally. Until now, there are still some people who recognize the area as a tourist place. Even though the community is the stakeholder of the sustainability of an area. The research aims to describe the community perception of the pananjung pangandaran nature reserve area. This research was conducted by survey method. The research population consisted of 3,532 people from 3 hamlets in Pangandaran village with a sample of 254 people. This research was conducted from November to December 2018. The research instrument used to collect data was a questionnaire with cross tabulation using percentages. Perception data are described descriptively by explaining the results obtained from cross tabulations. The results showed that the perception of the Pangandaran Village community was not in harmony with the function of the area which considered the area to function as a tourist place. These assumptions over time can lead to the distortion of the function of nature reserve area because of the tourism activities carried out in the area. This certainly poses a threat to the region because disruption of habitat Rafflesia patma or changes in animal behavior such as deer and longtailed monkeys caused by community activities in the area. The higher the threat and disruption experienced by a conservation area, the more difficult it will be for achieving sustainability.
Kata Kunci : Persepsi, Masyarakat, Cagar Alam Pananjung Pangandaran/Perception, Community, Pananjung Pangandaran Nature Reserve