IMAJINASI BUDAYA JERMAN Perspektif Junge Alternative fur Deutschland (AFD) di Freiburg Jerman
PRIYANTONO NUGROHO, Prof. Dr. Irwan Abdullah
2019 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYAGagasan mengenai budaya nasional di Jerman akan selalu menjadi istilah yang kerap di politisasi dan mengundang perdebatan.Isu ini kembali mencuat ke publik ketika seorang politisi CDU berkomentar bahwa para imigran yang ingin tinggal permanen di Jerman harus berkontribusi dan beradaptasi dengan nilai budaya Jerman.Pernyataan tersebut menjadi menjadi kontroversial untuk karena adanya sentimen nasionalisme dan menyangkut persoalan minoritas didalamnya. Disisi lain semakin maraknya gerakan akar rumput maupun partai politik berhaluan konservatif yang selalu menyuarakan pentingnya budaya Jerman. Salah satu gerakan yang menjadi sorotan publik di Jerman adalah PEGIDA (Patriotic Europeans Agains the Islamization of the Wests). PEGIDA menentang adanya islam ekstrimis dan mengkritik para elit liberal Jerman. Kelompok lain yang juga menjadi kontroversial adalah Junge AFD (JA). JA AFD merupakan organisasi pemuda yang berafiliasi dengan partai AFD (Alternative fur Deutschland). AFD menjadi partai berideologi konservatif yang juga mengkritik keras kebijakan penerimaan pengungsi.Kelompok-kelompok inilah yang kemudian menganggap bahwa budaya Jerman berada dalam kondisi terancam dan penting untuk mempertahankannya. Berangkat dari permasalahan tersebut, terdapat dua pertanyaan utama dalam skripsi ini. Pertama, bagaimana definisi tentang budaya Jerman menurut JA? Kedua, bagaimana hubungan antara budaya Jerman dengan kelompok JA? Melalui pendekatan identitas kolektif menurut Eidson, dkk. (2017) penelitian ini dengan tujuan untuk menganalisis budaya Jerman dengan cara melihat persepsi anggota JA yang kemudian dihubungkan dengan dinamika konteks sosial dan politik yang lebih luas. Penjelasan mengenai budaya Jerman akan dibagi menjadi tiga unsur yaitu ide/gagasan, karakter, dan material. Sedangkan untuk konteks yang lebih luas akan terbagi menjadi dua yaitu sirkumtansi dan situasi. Data dari skripsi ini merupakan hasil dari program Tridem (latihan penelitian) yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin dan Universitas Albert-Ludwig Freiburg di bulan Juni-Juli 2017 di kota Freiburg, negara bagian Baden-Wurttemberg, Jerman. Oleh karena itu, JA Freiburg menjadi kelompok yang dipilih sebagai informan utama dalam penelitian.. Penelitian ini menemukan bahwa anggota JA Freiburg mendefinisikan budaya Jerman dalam gagasan konservatisme, yang meliputi karakter pekerja keras dan disiplin, serta memiliki peninggalan intelektual maupun kultural yang bernilai tinggi. Pemahaman tersebut merupakan cirikhas dari kelompok konservatif yang berpegang teguh pada nilai, tradisi, dan keunggulan yang dimilikinya. Selain itu, JA sebagai kelompok konservatif menginginkan Jerman memiliki kesadaran identitas nasional dan memiliki budaya yang dominan. Hal ini merujuk pada beban sejarah Jerman dan persoalan integrasi budaya untuk para pendatang di Jerman. Pemikiran tersebut bertentangan dengan bagaimana Jerman mereproduksi budaya nasionalnya dalam kerangkan moralitas dan inklusivitas. Skripsi ini menujukan budaya nasional suatu bangsa dapat dilihat dengan menghubungkan antara kelompok identitas tertentu dan peristiwa sosio kultural yang lebih luas.
The idea regarding national culture in Germany will always be politicized and invite further debate. This issue recurred in public after a CDU politician commented on the issue of immigrants seeking permanent residence in Germany should contribute and adapt to the cultural values of the Germans. That statement became controversial due to the nationalism sentiment and the issue of minority embedded within. On the other hand, the blooming of the grass root movements as well as conservative political party keep sounding the importance of German culture. One of the publically highlighted movement in German is PEGIDA (Patriotic Europeans Against the Islamization of the Wests). PEGIDA opposes Islam extremists and criticized the liberal elites of German. Other controversial organization is Junge AFD (JA). JA AFD is a youth organization affiliated with AFD (Alternative fur Deutschland) party. AFD became a party with conservative ideology which also harshly criticized the policy of accepting refugees. These groups deemed that German culture is threatened, and it is imperative to preserve it. Departing from these problems, there are two main questions in this bachelor thesis. First, how JA would define German culture? Second, what is the relation between German culture and JA group? Utilizing the approach of collective identity according to Eidson, et al. (2017) this research aims to analyze German culture by delving into the perception of JA members, in connection to the dynamics of broader social and political context. The explaination concerning German culture will be divided into three elements; idea/notion, character, and material. Meanwhile the broader context shall be divided into two; circumstance and situation. The data of this bachelor thesis gathered from Tridem program (research exercise) conducted by a joint effort between Gadjah Mada University, Hasanuddin University, and Albert-Ludwig Freiburg University during June-July 2017 in the city of Freiburg, state of Baden-Wurttemberg, Germany. Hence, JA Freiburg was chosen as the main informant of this research. This research discovered that the members of JA Freiburg defined German culture by the notion of conservatism, encompassing the character of hardworking and discipline, also the highly valued intellectual and cultural heritage. This understanding is the characteristic of a conservative group holding tightly to the possessed value, tradition, and supremacy. Furthermore, JA as a conservative group aspires German to hold a cognition towards national identity and possess a dominant culture. This refers to the historic burden of Germany and the issue of cultural integration for immigrants in German. Those thoughts are contradictory with how Germany reproduce its national culture within a frame of morality and inclusivity. This bachelor thesis will present the fact that a national culture of a nation can be perceived by connecting a group with particular identity with the broader socio-cultural event.
Kata Kunci : budaya Jerman, Junge AFD, budaya nasional, kelompok identitas, konservatisme/