ANALISIS SPASIAL KEJADIAN DIARE Dl KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BASILIUS FUNAN HAUMEIN, Prof. dr. Hari Kusnanto, DrPH
2019 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatPenyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Di Kabupaten Timor Tengah Utara, penyakit diare masih tinggi dan kerapkali timbul dalam bentuk kejadian luar biasa (KLB). Munculnya kejadian penyakit diare ini juga seringkali menimbulkan kematian terutama pada balita. Faktor penyebab penyakit diare pada umumnya dikaitkan dengan sanitasi lingkungan dan perilaku. Faktor lain seperti faktor demografi dan faktor topografi suatu desa juga merupakan suatu karakteristik yang secara epidemiologi berpengarah terhadap masalah kesehatan seperti diare. Tujuan Penelitian : Mengidentifikasi hubungan antara faktor-faktor lingkungan, demografi dan topografi dengan kejadian diare dengan pendekatan spasial. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan studi cross sectional menggunakan metode kuantitaif. Analisis data dengan spatially weighted regression (spatial error model) dan LISA Multivariate (Significance Map, Cluster Map) menggunakan software GeoDa. Hasil Penelitian : lncidance rate diare di Kabupaten Timor Tengah Utara pada tahun 2006 adalah 20 per 1.000 penduduk, tahun 2007 adalah 24 per 1.000 penduduk dan tahun 2008 adalah 24 per 1.000 penduduk. Dari jumlah kasus diare yang ada 54,67% terjadi pada balita. Akses rumah tangga terhadap air bersih adalah sebesar 68.28% (2008), akses rumah tangga terhadap jamban keluarga adalah sebesar 49,09% (2008).Tingkat kepadatan penduduk adalah 84 jiwa/km2 (2008), prosentase jumlah balita adalah 10.87% (2008) dan tingkat pendidikan ibu rumah tangga adalah 43,09% (2008) yang berpendidikan Sl TP s/d PT. Hasil ana/isis spatially weighted regression dengan menggunakan software GeoDa menunjukkan (1) tidka ada hubungan antara akses rumah tangga terhadap air bersih dengan kesakitan diare (p=0.8070), (2) ada hubungan antara akses rumah tangga terhadap jamban keluarga dengan kesakitan diare (p=0.0205), (3) tidak ada hubungan antara tingkat kepadatan penduduk dengan kesakitan diare (p=0.9850), (4) ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan kesakitan diare (p=0.0003), (5) tidak ada hubungan antara letak ketinggian desa dengan kesakitan diare (p=0.7476). Kesimpulan : Kejadian diare di Kabupaten Timor Tengah Utara ada hubungan dengan akses rumah tangga terhadap jamban keluarga dan tingkat pendidikan ibu rumah tangga. Kata Kunci : Ana/isis spasial, diare, sanitasi, demografi, topografi.
Diarrhea is a public health problem in Indonesia. At District of Timur Tengah Utara the incidence of diarrhea is still relatively high and often becomes an outbreak. Diarrhea often causes death in underfives. Risk factors of diarrhea are generally related to environmental sanitation and behavior. Other factors such as demography and topography of region are characteristics that epidemiologically affect health problems such as diarrhea. Objective: To identify association between factors of environment, demography and topography and the incidence of diarrhea using spatial approach. Method: The study was analytical with cross sectional design and quantitative method. Data analysis used spatially weighted regression (spatial error model) and LISA multivariate (Significance Map, Cluster Map) with GeoDa software. Result: Incidence rate of diarrhea at District of Timor Tengah Utara in 2006 was 20 per 1,000 people, in 2007 was 24 per 1,000 people and in 2008 was 24 per 1,000 people. As much as 54.67% of cases happened to underfives. Access of the household to clean water was 68.28% (2008), access to family toilet was 49.09% (2008). Population density was 84/km2 (2008), percentage of underfives was 10.87% (2008) and education of the housewives was 43.09 (2008) of junior high school to university level. The result of analysis showed (1) there was no association between access of the household to clean water and diarrhea (p=0.8070), (2) there was association between access to household to family toilet and diarrhea (p=0.0205), (3) there was no association between population density and diarrhea (p=0.9850), (4) there was association between education of the housewives and diarrhea (p=0.0003) (5) there was no association between the location (altitude) of the region and diarrhea (p=0.7476). Conclusion: There was association between the incidence of diarrhea and factor of access of the household to family toilet, education of the housewives and quantity of underwives. Keywords: spatial analysis, diarrhea, sanitation, demography, topography
Kata Kunci : Analisis spasial, diare, sanitasi, demografi, topografi.