Analisis Peluang Rumah Tangga Rentan Miskin Menjadi Miskin di Indonesia
ANDRY C HUTABARAT, Prof. Tri Widodo, M.Ec.Dev., Ph.D.,
2019 | Tesis | Magister Ekonomika PembangunanPenanganan masalah kemiskinan selain fokus pada rumah tangga miskin juga perlu memperhatikan kelompok rumah tangga rentan miskin karena kelompok ini berpeluang untuk masuk ke jurang kemiskinan pada periode berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh karakteristik rumah tangga, shock internal dan shock eksternal terhadap peluang rumah tangga rentan miskin menjadi rumah tangga miskin di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu Susenas Panel 2012-2013 dan data pendukung lainnya. Penelitian ini menggunakan metode logit untuk melihat pengaruh variabel independen yaitu: karakteristik rumah tangga (lokasi, JK, umur, pendidikan, pekerjaan, JART, dan aset), shock internal rumah tangga (sakit dan TB), dan shock eksternal rumah tangga (inflasi) terhadap peluang rumah tangga rentan menjadi miskin. Rumah tangga miskin diberi kode 1, sedangkan rumah tangga yang tidak miskin diberi kode 0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memang terdapat sebesar 19,52 persen rumah tangga rentan miskin pada 2012 yang menjadi miskin pada tahun 2013. Karakteristik umum rumah tangga rentan miskin ini antara lain: sebagian besar kepala rumah tangga berjenis kelamin laki-laki dan masih pada usia produktif namun tingkat pendidikannya masih rendah, bertempat tinggal di perdesaan, dan bekerja di sektor pertanian. Selain itu hasil regresi Logit menunjukkan bahwa beberapa karakteristik rumah tangga seperti lokasi, pendidikan, JART, dan aset signifikan berpengaruh terhadap peluang rumah tangga menjadi miskin. Di antara variabel shock, hanya inflasi yang signifikan berpengaruh.
Handling the problem of poverty in addition to focus on poor households also needs to pay attention to groups of vulnerable households because this group has the opportunity to enter the poverty in the next period. This study aims to analyze how the influence of household characteristics, internal shock and external shock on the chances of poor vulnerable households become poor households in Indonesia. Data used in this study are secondary data sourced from the Central Statistics Agency (BPS), the Susenas Panel 2012-2013 and other supporting data. This study uses the logit method to see the effect of independent variables namely: household characteristics (location, JK, age, education, occupation, JART, and assets), household internal shock (sick and TB), and household external shock (inflation) the opportunity for vulnerable households to be poor. Poor households are coded 1, while non-poor households are coded 0. The results showed that there were indeed 19.52 percent of vulnerable to poor households in 2012 who were poor in 2013. The general characteristics of these poor vulnerable households included: most of them are male heads of households and still in productive age but his education is still low, lived in rural area, and most of them work in the agricultural sector. In addition, the logit regression results indicate that some household characteristics such as location, education, JART, and assets significantly influence the chances of households becoming poor. While the shock variable is only significant inflation.
Kata Kunci : Miskin, rentan miskin, shock, Susenas, logit