PENGGUNAAN CLINICAL REMINDER SEBAGAI INSTRUMEN KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA PADA PENATALAKSANAAN BAYI PREMATUR YANG DIRAWAT DI NICU RSUD TARAKAN

OPY DYAH PARAMITA, Prof. dr. Iwan Dwiprehasto, M.Med.Sc, Ph,D

2019 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Latar belakang: Universal Health Coverage adalah program yang memastikan masyarakat memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Tahun 2019 diharapkan 95% warga Indonesia menjadi peserta JKN. Dalam era jaminan kesehatan nasional dimana dengan menggunakan tarif INA CBGs didapatkan selisih negatif dengan tarif rumah sakit. Angka kematian bayi di Indonesia cukup tinggi dan perawatan bayi di neonatal care unit memerlukan biaya tinggi. Clinical reminder system adalah salah satu cara untuk menjaga kendali mutu dan biaya dalam memberikan pelayanan kesehatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dampak paska intervensi clinical reminder system pada bayi prematur yang dirawat di NICU RSUD Tarakan. Dimana tujuan lain adalah untuk mengukur kepatuhan clinical pathway oleh dokter spesialis, mengukur lama perawatan bayi prematur dan jumlah selisih negatif paska penggunaan clinical reminder system. Metode: Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan rancangan penelitian pre tests dan postest tanpa pembanding. Penelitian akan dilakukan di RSUD tarakan pada bulan Oktober sd November 2018. Subyek Populasi penelitian ini adalah semua bayi prematur yang dirawat di NICU RSUD Tarakan yang telah dilakukan intervensi clincal reminder system. Kemudian dilakukan analisa terhadap mutu, pembiayaan, tarif rumah sakit dan tarif INA CBGs. Hasil: Total subyek adalah 21 pra clinical reminder dan 21 subyek pasca clinical reminder, dengan rerata berat badan lahir1696,6 gram (pra) dan 1588,8 gram (paska) Didapatkan peningkatan kepatuhan clinical pathway menjadi 85,7%, jumlah hari perawatan menurun, penurunan pemakaian bahan habis pakai dan pembiayaan pemeriksaan penunjang. Penurunan selisih negatif tarif Rumah sakit dan tarif INA CBGs pada kelompok paska clinical reminder menjadi 21,5%. Kesimpulan: Clinical reminder sytem dapat digunakan sebagai alat kendali mutu dan biaya sehingga dapat teruwujud pelayanan Rumah sakit yang efektif, efisien dan bermutu. Namun clinical reminder system harus diikuti dengan pengembangan teknologi informasi dalam rumah sakit.

Background: Universal Health Coverage is a program that ensures people have access to health services. In 2019 it is expected that 95% of Indonesian citizens will become JKN participants. In the era of national health insurance, where using the INA CBG rates, a negative difference with hospital rates is obtained. The infant mortality rate in Indonesia is quite high and the care of babies in neonatal care units requires high costs. The clinical reminder system is one way to maintain quality control and costs in providing health services. Aim: This study aims to measure the post-intervention impact of clinical reminder systems in premature infants who are treated at the Tarakan Hospital NICU. Where another goal is to measure the compliance of clinical pathways by specialists, measure premature infant mortality, measure the length of care for premature babies and the number of negative differences after the use of the clinical reminder system. Method: The design of this study was quasi experimental with a pre-test and posttest study design without comparison. The study will be conducted in Tarakan Hospital in October to November 2018. The population of this study were all premature infants who were treated at Tarakan Hospital NICU who had been intervened in a detailed reminder system. Then an analysis of the quality, financing, hospital rates and rates of INA CBGs. Results: The total subjects were 21 pre clinical reminder and 21 subjects after clinical reminder, with a mean birth weight of 1696.6 grams (pre) and 1588.8 grams (post) Obtained an increase in clinical pathway compliance to 85.7%, the number of days of treatment decreased, a decrease the use of consumables and financing of investigations. The decrease in the negative difference between Hospital rates and INA CBGs rates in the post-clinical reminder group became 21.5%. Conclusion: Clinical reminder systems can be used as quality and cost control tools so that the services of the hospital are effective, efficient and quality. However, the clinical reminder system must be followed by the development of information technology in hospital.

Kata Kunci : Clinical reminder system, bayi prematur, tarif rumah sakit, tarif INA CBGs, Clinical reminder system, premature babies, hospital rates, INA CBGs rates