DINAMIKA GERAKAN DIFABEL (STUDI KASUS: KONSORSIUM NASIONAL UNTUK PEMENUHAN HAK DIFABEL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)
AGYLLIA SWESTI R S P, Longgina Nova Dona Bayo, S.IP., M.A.
2018 | Tesis | MAGISTER POLITIK DAN PEMERINTAHANPenelitian yang dilakukan dalam tesis ini dimaksudkan untuk memahami dinamika yang terjadi dalam Konas Difabel sebagai suatu gerakan sosial difabel yang meski berbasis di Yogyakarta, namun memiliki pengaruh hingga di tingkat nasional. Temuan menunjukkan bahwa deprivasi, yakni tidak mampunya pemerintah untuk menjamin pemenuhan hak difabel sesuai amanat kovenan internasional dan konstitusi negara, menjadi struktur kesempatan politik yang menguntungkan bagi Konas Difabel untuk muncul dan berkembang mengawal komitmen negara untuk memenuhi hak asasi bagi difabel. Sebagai usaha untuk memanfaatkan peluang yang ada, maka gerakan perlu mengumpulkan sumber daya berupa worthiness, unity, numbers, commitment (WUNC). Setelah mengkalkulasi sumber daya, gerakan bisa merumuskan klaim, repertoar, dan strategi yang paling tepat untuk mencapai tujuan. Temuan lebih lanjut mengungkapkan bahwa ketika gerakan difabel terlalu fokus mempengaruhi aktor eksternal yang dinilai sebagai tantangan, kerapkali justru tidak diimbangi dengan kesadaran untuk merawat soliditas antaranggota di internal gerakan. Tesis ini menunjukkan bahwa mengelola internal anggota gerakan sosial dengan kepentingan yang beraneka ragam supaya tetap harmonis bukanlah sesuatu yang mudah. Tantangan bagi konsistensi dan soliditas gerakan sosial difabel, justru muncul dari friksi antaranggota gerakan yang berakibat pada melemahnya kemampuan Konas Difabel untuk menghadapi tantangan eksternal. Lebih jauh, friksi ini kian diperparah oleh tidak adanya mekanisme yang profesional untuk menyelesaikan konflik antaranggota. Pilihan untuk mendiamkan pihak-pihak yang berfriksi dengan harapan persoalan akan selesai sendiri dan didorong oleh kultur sungkan, nyatanya tidak efektif memadamkan intrik kepentingan. Dari sisi teknis, segala macam data dihimpun lewat penelitian kualitatif dan pendekatan studi kasus. Proses wawancara mendalam dan observasi partisipan sendiri dilakukan sejak bulan September 2017 hingga Desember 2018 di Yogyakarta. Analisis teori yang digunakan untuk menjelaskan kasus yang diteliti adalah teori gerakan sosial oleh Charles Tilly.
The research which was conducted in this article is intended to understand the dynamics that happened in National Consortium for Fulfillment of The Rights of Persons with Disabilities (Konas Difabel) as a difabel social movement that despite having basis only in Yogyakarta, yet the impact has reached up to national level. Difabel is a term in Indonesian word to allude to the conceptualisation of 'differently able'. Findings showed that deprivation - the inability of the government to ensure the fulfillment of difabel people rights as mandated in the international covenant and state constitution - became a beneficial political opportunity structure for Konas Difabel to emerge and grow supervising the commitment of the state to fulfill the rights of difabel people. As an effort to seize the opportunity, this movement was required to gather the resources in the form of worthiness, unity, numbers, and commitment (WUNC). After carefully calculating those resources, this movement might formulate right claims, repertoires, and strategies to achieve its objectives. Further findings exposed that at the time this difabel movement is too focused to influence external actors - which considered as challenges, it is frequently forget to keep the balance by having awareness to maintain the solidity among members internally. This thesis showed that managing the internal members of one social movement with diversed interests to stay in harmony is not an easy thing to do. Challenges for consistency and solidity of difabel social movement, actually emerged from frictions among members which resulted in impairing the ability of this National Consortium to face the external challenges. Furthermore, the frictions are worsened by the absence of professional mechanism to solve conflicts among members. A decision to ignore the parties who are in conflict with the expectation that the conflict will be resolved by itself and encouraged by sungkan culture, is proven to be an ineffective way to overcome conflict of interests. Technically, all data were gathered using qualitative method and case study approach. In-depth interview and participatory observation were conducted since September 2017 until December 2018 in Yogyakarta. Theoritical analysis used to explain this case is the social movement theory by Charles Tilly.
Kata Kunci : difabel, gerakan sosial, WUNC, struktur kesempatan politik, klaim, strategi