Laporkan Masalah

KERELAAN MENYEWA TANAH STUDI TANAH MAGERSARI KERATON YOGYAKARTA

Ari Setyaningrum, Dr. Akhmad Makhfatih, M.A.

2010 | Tesis | Magister Ekonomika Pembangunan

Tanah magersari merupakan bagian dari Sultan Ground. Penguasaan tanah oleh Sultan Yogyakarta diperoleh sebagai implikasi dari pelaksanaan Perjanjian Giyanti (1757). Dalam perjalanannya tanah magersari ini tidak hanya dimanfaatkan untuk perumahan saja, di beberapa wilayah tanah magersari dimanfaatkan untuk pertanian, fasilitas publik dan kehutanan. Keseluruhan pemanfaatan atas tanah ini dilekati dengan hak pakai dan ada pembebanan berupa pisungsun dan pananggalan yang bersifat sukarela. Studi pada tanah magersari dalam penelitian ini dilakukan di wilayah Jeron Beteng dengan metode purposive sampling. Penggunaan metode ini disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi masyarakat di wilayah studi. Analisis yang digunakan dalam studi ini adalah analisis deskriptif yang didasarkan pada hasil kuesioner. Sedangkan analisis kedua yang dilakukan adalah analisis ekonometri. Analisis ekonometri ini dibagi menjadi dua yang pertama menggunakan metode Ordinary Least Squares dan Logit model. Analisis deskriptif dalam studi ini menjelaskan tentang kondisi tanah magersari. Kodisi tanah ini meliputi luas tanah dan pemanfaatannya. Selain kondisi tanah, dalam analisis ini juga dijelaskan persepsi serta hal-hal yang melekati tanah magersari. Mekanisme pemanfaatan tanah magersari juga dijelaskan dalam analisis ini. Metode OLS digunakan untuk mengekspektasi tarif yang sesuai untuk tanah magersari. Variabel-variabel yang digunakan dalam metode ini adalah status tanah, luas tanah, alasan tinggal, sikap keraton dan informasi. Dari variabel-variabel ini hanya terdapat dua variabel yang signifikan yaitu status tanah dan informasi. Arah hubungan dari dua variabel ini terhadap ekspektasi tarif positif atau searah. Metode Logit Model dipilih menyesuaikan data yang tidak berdistribusi normal. Dalam model ini dipilih variabel luas tanah dan informasi untuk menjelaskan kepemilikkan tanah magersari (status tanah). Hasil estimasi dari model ini menunjukkan bahwa luas tanah dan informasi memiliki hubungan positif sehingga peningkatan pada dua variabel ini akan meningkatakan probabilitas kepemilikkan akan tanah magersari. Kata Kunci : magersari, pisungsun dan pananggalan, hak pinjam pakai, OLS, Logit model

Magersari ground is part of the Sultan Ground which owned Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. The ownership is obtained as the implications of the Perjanjian Giyanti (1757). In fact is not only a fringe area of this land used for housing, in some areas, magersari also used for agriculture, public facilities and forestry. Overall utilization of this land is bounded to the existing use rights and the voluntary imposition of pisungsun and pananggalan. This study was conducted in the region Jeron Beteng with purposive sampling method. The implementation of this method is adapted to the society characteristics and conditions in the study area. The analysis used is descriptive analysis based on questionnaire results. Whereas, the second analysis that used is econometric analysis. This analysis divided into two methods which are Ordinary Least Squares and Logitistic Probability models. The descriptive analysis in this study explains the condition of magersari. The condition in this term includes land utilization, land attribute and also other things that attached to the land. In addition it also described the society opinion about magersari. The mechanism of fringe area land utilization is also described in this analysis. OLS method is used to estimate the appropriate tariff for land tenant. The variables used in this method are the land status, land area, the reason to live there, the attitude of the palace and information of magersari. From these variables there are only two significant variables which are status of land and information. The variables have negative effect on appropriate tariff. The others method is Logitic Probabilistic, chosen to fitted the primary data that is not in the normal distribution. In this model, the variables used area of land and land ownership information to explain the fringe area (state land).The results show that land area and information have a positive relationship, so the positive change in these two variables will increase the probability of magersari ownership. Keywords : magersari, pisungsun dan pananggalan, hak pinjam pakai, OLS, Logit model

Kata Kunci : magersari, pisungsun dan pananggalan, hak pinjam pakai, OLS, Logit model

  1. S2-FEB-2010-AriSetyaningrum-Abstract.pdf  
  2. S2-FEB-2010-AriSetyaningrum-Bibliography.pdf  
  3. S2-FEB-2010-AriSetyaningrum-Tableofcontent.pdf  
  4. S2-FEB-2010-AriSetyaningrum-Title.pdf