PROSES COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM KONSERVASI ANOA (Studi Kasus Pengelolaan Konservasi Ex-Situ Anoa (bubalus sp.) Pada Anoa Breeding Center Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado)
BAMBANG SUBATIN, Prof. Dr. Agus Pramusinto, MDA.
2019 | Tesis | MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PUBLIKTesis ini menganalisis mengenai proses collaborative governance lintas sektor yang dilakukan antara lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pengelolaan konservasi ex-situ anoa (buballus sp.) melalui Anoa Breeding Center (ABC) pada Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan hidup dan Kehutanan Manado (BP2LHK Manado). Tujuan pokok penelitian ini untuk menganalisa mengapa proses kolaborasi dalam konservasi ex-situ anoa melalui ABC berhasil dalam meningkatkan jumlah populasi anoa. Argumen penelitian ini adalah bahwa kolaborasi dalam pengelolaan ABC dapat berhasil dan berjalan baik karena adanya peran aktif pengelola dalam mewujudkan partisipasi yang luas, membangun dan memelihara trust, serta melaksanakan proses yang transparan antar aktor. Kolaborasi yang dibangun didukung oleh adanya kepemimpinan yang menfasilitasi untuk terlaksananya proses kolaborasi antar aktor. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui studi pustaka, observasi, dan wawancara mendalam dengan para stakeholder yang terlibat dalam kegiatan ABC meliputi aktor pemerintah, swasta, dan masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi aktor dan perannya masing masing dalam usaha konservasi ex-situ di ABC. Kemudian diindentifikasi bentuk kolaborasi yang terjalin dalam pengelolaan ABC. Selanjutnya dibahas mengenai proses kolaborasi yang dilakukan dan terakhir dijelaskan mengenai faktor-faktor yang menentukan keberhasilan kolaborasi yang dilakukan dalam pengelolaan ABC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelola ABC yaitu BP2LHK Manado merupakan inisiator utama yang menggerakkan kolaborasi. Kolaborasi yang dilakukan bersifat formal yang tertuang dalam MoU dan ada yang bersifat informal berdasarkan atas kepercayaan yang dibangun. Komunikasi dilakukan antar aktor bersifat formal dilakukan melalui forum resmi dan juga sebagian melalui forum informal. Pengelola memiliki peran yang dominan dalam membangun kolaborasi antar aktor. Pengelola berperan aktif dalam menjalin komunikasi dan membangun kepercayaan antar aktor, sehingga dapat terbentuk legitimasi dan komitmen para aktor dalam upaya konservasi bersama. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan kolaborasi yang dibangun adalah adanya proses yang transparan, nilai/ aturan dasar yang jelas, cakupan aktor yang terlibat dan kepemimpinan yang memfasilitasi berjalannya upaya kolaboratif.
This thesis analyze the process of cross sectors collaborative governance carried out between government agencies, private sector and community in managing ex-situ conservation of anoa (buballus sp.) through the Anoa Breeding Center (ABC) at Environment and Forestry Research and Development Institute of Manado (BP2LHK Manado). The main objective of this research is to analyze why the collaboration process in ex-situ conservation of anoa through ABC is successful in increasing the number of anoa populations. The argument of this study is that collaboration in managing of ABC can succeed and optimal because of the active role of management in realizing broad participation, building and maintaining trust, and implementing a transparent process between actors. Collaboration built is supported by the presence of facilitative leadership in implementation of a collaborative process between actors. This study used descriptive qualitative method. Techniques for collecting data through literature studies, observations, and in-depth interviews with stakeholders involved in ABC activities include government, private, and community actors. This research was conducted by identifying the actors and their respective roles in ex-situ conservation efforts on ABC. Then identified forms of collaboration that are interwoven in the management of ABC. Furthermore, the collaboration process that was carried out and reviewed was discussed about the factors that determine the success of the collaboration carried out in the management of ABC.The results showed that ABC managers, namely BP2LHK Manado, were the main initiators who driven collaboration. Collaboration carried out is formal in the MoU and some are informal based on the trust that is built. Communication is carried out between actors in a formal manner through official forums and partly through informal forums. Managers have a dominant role in building collaboration between actors. Managers play an active role in establishing communication and building trust between actors. So that the actors can form legitimacy and commitment in joint conservation efforts. The factors that determine the success of collaborations that are built are the existence of transparent processes, clear ground rules, participatory inclusiveness and leadership that facilitates the working of collaborative efforts.
Kata Kunci : Kata kunci : collaborative governance, kolaborasi, konservasi ex-situ, anoa, abc bp2lhk manado/ Keywords: collaborative governance, collaboration, ex-situ conservation, anoa, abc bp2lhk manado