Ruang Ngomah Sebagai Paradigma Kemenyatuan Tempat Asal dan Tempat Merantau bagi Perantau Wonogiri
NOVIANDARU Y, Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D
2019 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAWilayah rural dan urban memiliki keterikatan yang kuat. Wilayah urban memiliki magnet yang kuat untuk menarik penduduk dari wilayah rural, hal inilah yang mengakibatkan terjadinya fenomana migrasi penduduk. Sebagai hasil dari kegiatan tersebut, pada perkembangannya adalah terus terjadi peningkatan jumlah penduduk di wilayah urban dan sebaliknya. Wonogiri merupakan daerah dengan tingkat migrasi keluar yang tinggi. Perantau Wonogiri memiliki kebiasaan yang unik yaitu memelihara ruang yang ditinggalkan di desa saat merantau. Penelitian ini ditujukan untuk mengungkap fenomena migrasi di kalangan perantau dari Wonogiri dan bagaimana hubungannya dengan nilai ruang yang mengikat mereka. Penelitian ini menggunakan metode induktif-kualitatif dengan pendekatan studi fenomena (fenomenologi). Tujuan dari pendekatan fenomenologi adalah untuk mengkaji fenomena dan objek penelitian berdasarkan kesadaran terdalam para subjek. Proses pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan mengenai fenomena yang diteliti, wawancara dengan para subjek penelitian, penelitian literatur serta perambahan informasi melalui internet. Hasil dari penelitian ini mengungkap terdapat dua konsep yang diabstraksi dari tema-tema empirik (1) kondisi wilayah asal yang minus sebagai proses keterikatan perantau terhadap wilayah asal, (2) konsep integrasi ruang asal dan ruang merantau. Dari proses induksi ini disimpulkan bahwa perantau Wonogiri terikat pada nilai ngomah sebagai tempat mereka kembali. Ruang ngomah menyatukan kedua ruang yang dibutuhkan oleh perantau, yaitu ruang ekonomi di wilayah kota/tujuan merantau dan ruang sosio-kultural di desa/wilayah asal.
Urban and rural areas have a strong attachment. The urban area has a strong magnet to attract residents from the region of rural, this is what results in the phenomenon of population migration.. As a result of these activities, in its growth was the continued increase in the number of inhabitants in the urban area and conversely. Wonogiri is a region with a high level of out migration. The Wonogiri migrants has the unique habit, that is maintaining the spaces who their leaving in the village while abroad. This research aimed to uncover the phenomenon of migration among the Wonogiri migrants and how their relationship with the value of spaces that binds them. This research method using inductive qualitative study approach-phenomenon (phenomenology). The purpose of the phenomenology of approach is to examine the phenomenon and object of research based on the inner consciousness of the subject. The process of data collection was done through observation about the phenomenon is examined, interviews with the subject of the research, the research literature as well as the appropriation of information over the internet. The results of this study reveal there are two abstracted concepts of empirical themes (1) the conditions of the homeland which is deficiency as the process of attachment migrants against the homeland, (2) the concept of the integration of the homeland and space to wander. From this it was concluded that induction process Wonogiri migrants tied to the value of ngomah as their place to return. The ngomah unites the two spaces who required by the Wonogiri migrants, namely economic spaces in the city/destination abroad and sociocultural village/homeland.
Kata Kunci : Nilai Ruang, Ngomah, Migrasi-Urbanisasi, Keterikatan Rural-Urban