HUBUNGAN MORFOMETRI EKSTREMITAS BAWAH PADA POPULASI MONGOLOID DI INDONESIA DENGAN MUNCULNYA GEJALA PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS LUTUT

STEFANUS HENGKIE MAR, dr. Luthfi Hidayat, Sp.OT (K)

2018 | Tesis-Spesialis | ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI

Latar Belakang: Osteoarthritis lutut merupakan salah satu penyakit sendi yang paling sering, faktor risiko yang dapat menyebabkan osteoarthritis lutut antara lain gaya hidup, obesitas, riwayat cedera lutut, jenis kelamin, BMI, dan ras. Perbedaan ras meyebabkan perbedaan bentuk tubuh sehingga perlu diketahui morfometri ekstremitas bawah populasi di Indonesia dan hubungannya dengan osteoarthritis lutut. Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi cross sectional. Subjek penelitian adalah laki-laki maupun perempuan dengan OA lutut KL grade 2 keatas yang telah menyetujui untuk dilakukan pemeriksaan dan CT Scan pada lutut di RS Akademik UGM. Kemudian dilakukan pengukuran parameter morfometri ekstrimitas bawah meliputi (1) Femoral Valgus Cut Angle, (2) Neck Shaft Angle, (3) Femoral Head Offset, (4) Transepicondylar Axis, (5) Tibial Bone Varus Angle, (6) Patella Morphometry dari hasil CT Scan subjek penelitian. Hasil: Pada penelitian ini ditemukan Femoral Valgus Cut Angle (p<0,05) dan dan Patella Morphometry (p<0,05) laki-laki dan perempuan penderita osteoarthritis di Indonesia berbeda secara bermakna. Peningkatan nilai Neck Shaft Angle dextra berhubungan dengan munculnya gejala pada pasien osteoarthritis dengan OR=6.51, p<0.05 dan juga Neck Shaft Angle Sinistra dengan OR=5.16, p<0.05. BMI juga didapatkan berhubungan dengan munculnya gejala klinis pada pasien dengan osteoarthritis di Indonesia (p<0,05) dengan korelasi positif dan kekuatan korelasi sangat kuat (r=0,776 dan p<0,05). Kesimpulan: FVCA dan patella morphometry laki-laki dan perempuan penderita osteoarthritis lutut di Indonesia berbeda. Neck Shaft Angle dan BMI juga berhubungan dengan munculnya gejala pada penderita osteoarthritis lutut di Indonesia.

Background Knee osteoarthritis is the most common joint disease. The risk factor for knee osteoarthritis is lifestyle, obesity, history of knee injury, sex, body mass index, and race. Different race may have different body shape, therefore we need to know the morphometric parameter of lower extremity in Indonesian population and their correlation with knee osteoarthritis. Method This study is a cross sectional study. The subject of this study was male and female with knee osteoarthritis KL grade 2 or more that was agree to be included in this study. The lower extremity morphometric parameter that was measured in this study were (1) Femoral Valgus Cut Angle, (2) Neck Shaft Angle, (3) Femoral Head Offset, (4) Transepicondylar Axis, (5) Tibial Bone Varus Angle, and (6) Patella Morphometry using 3D image of CT Scan. Result In this study, we found that Femoral Valgus Cut Angle (p<0.05) and patellar morphometry (p<0.05) were statistically different in Indonesian male and female with knee osteoarthritis. An increase in the Neck Shaft Angle (dextra OR=6.51, p<0.05 and sinistra OR=0.516, p<0.05) had a statistically significant correlation with the presence of symptom in knee osteoarthritis. We also found that BMI had a statistically significant correlation with the presence of symptom in knee osteoarthritis with a positive and very strong correlation (r=0.776, p<0.05). Conclusion There was a difference in FVCA and patellar morphometry between male and female patient with knee osteoarthritis in Indonesia. Neck shaft angle and BMI also had a statistically significant correlation with the presence of symptom in knee osteoarthritis.

Kata Kunci : Osteoarhtritis lutut, Morfometri Ekstremitas bawah, Knee Osteoarhtritis, Lower extremity morphometry, Body Mass Index (BMI)