Laporkan Masalah

ANALISIS PENGGUNAAN SATUAN STAPEL METER DALAM PENAKSIRAN VOLUME TUMPUKAN BAHAN BAKU SERPIH DIATAS BAK TRUK PADA KEGIATAN PEMANENAN HTI (Studi kasus di HTI PT Inhutani III, Pelaihari, Kalimantan Selatan)

SUKMA DEWANTORO, Setyono Sastrosumarto

2001 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Pemanenan merupakan salah satu kegiatan dalam pengelolaan hutan. Di HTI PT Inhutani III, Pelaihari, Kalsel, produksi kayu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan industri bahan baku bubur kertas. Karena diameter kayu yang relatif kecil, maka pengukuran volume kayu dilakukan dalam bentuk tumpukan. Di Indonesia satuan tumpukan kayu adalah stapelmeter. Pada umurnnya kayu biasa diukur dalam bentuk volume solidnya. Oleh sebab itu diperlukan penggunaan faktor koreksi untuk penaksiran volume dalam tumpukan kayu. Di HTI PT Inhutani III, Pelaihari, Kalsel, tumpukan kayu diukur setelah kayu ditumpuk di dalam bak truk. Ada 2 cara pengukuran volume tumpukan di bak truk yang dianggap syah di perusahaan ini, yaitu: 1. Pengukuran secara membujur, (VT1), 2. Pengukuran secara melintang, (VT2). Untuk mendapatkan volume solid, hasil pengukuran tersebut dikalikan dengan konversi 0.511 m3/stapelmeter. Untuk mengetahui tingkat ketelitian dan keakuratan hasil penaksiran volume dalam tumpukan tersebut, maka dilaksanakan pengukuran setiap potongan kayu dalam tumpukan dan digunakan rumus Smalian untuk mendapatkan volume solidnya. Kemudian masing-masing volume solid kayu dalam bap tumpukan dijumlahkan untuk mendapatkan total volume (Vs) dari tumpukan kayu tersebut. Perbedaan rata-rata volume antara tumpukan yang diukur secara membujur (VT1) dengan volume solidnya (Vs) adalah 0.421 m3. Sedangkan perbedaan volume ratarata tumpukan diukur secara melintang (VT2) dengan volume solidnya (Vs) adalah 0.681 m3. Kemudian untuk mendapatkan volume sebenamya maka dilakukan koreksi terhadap cara pengukuran yang telah ada dengan menambahkan selisih rata-rata yang terjadi, sehingga rumus penaksiran volume dalam tumpukan diatas bak truk menjadi: 1. VT1* = (P x L x T1x 0.511) m3 + 0.421m3, 2. VT2* = (P x L x T2 x 0.511) m3 + 0.681m3. Untuk menetapkan rumus mana yang lebih baik, diperlukan pembandingan varian yang diestimasi. Nilai varian rata-rata VT1 adalah 0.028. Dan varian rata-rata VT2 adalah 0.015. Karena varian VT2 < VTI, maka dapat dinyatakan bahwa volume tumpukan diukur secara melintang (VT2) merupakan cara penaksiran lebih baik daripada volume tumpukan diukur secara membujur (VTI).

Harvesting is one of activities in forest management. In HTI PT Inhutani ID, Pelaihari, Kalsel, timber produced from plantation is intended to supply a pulp plant. Due to small diameter, wood be measured in the form of stack. In Indonesia, unit of wood stack is stapelmeter. In general, however wood usually measured in solid volume. Hence it would be necessary of applying a convertion factor. In HTI PT Inhutani III, Pelaihari, stack volume is measured after wood be stacked in a truck. There are two ways of stack volume measurement on a truck which are legal in this business: 1. Longitudinal measurement, VT1, 2. Tranversal measurement, VT2. To get the solid volume, the result be multiplyed with 0.511 m3/stapelmeter. To know the accuracy and precision of the real volume, measurement being done for every piece of wood in the stack and applying Smalian formula to get the solid (real) volume. And then be summed to get the total volume of the stacked timber (Vs). Thus, there are three difference volume be compared assuming that the volume using Smallian formula (Vs) considered as the true volume. The difference between average stack volume which is measured longitudinally (VT1) and the solid volume (Vs) is 0.421 m3 Whereas, the difference between the average stack volume which is measured tranversally (VT2) and the solid volume (Vs) is 0.681 m3. To get true volume, correction should be done by adding the difference respectively. With the result that the formula should be: 1. VT1* = (PxLxXlx 0.511) m3 + 0.421m3, 2. VT2* = (P x L x T2 x 0.511) m3 + 0.68lm3. To determine which once is better, it is necessary to compare the variance of the estimate. The variance of VT1 is 0.028. And the variance of VT2 is 0.015. Because variance of VT2 < variance of VT1, it can be stated that tranversal measurement (VT2) is better than longitudinal measurement (VT1).

Kata Kunci : Bahan baku serpih, stapelmeter, penaksiran volume, pemanenan HTI

  1. S1-FKT-2001-106559-abstract.pdf  
  2. S1-FKT-2001-106559-bibliography.pdf  
  3. S1-FKT-2001-106559-tableofcontent.pdf  
  4. S1-FKT-2001-106559-title.pdf