Laporkan Masalah

Pola Keterkaitan Fisik dan Ekonomi Kota Induk dan Kota Satelit Di Kawasan Metropolitan PEKANSIKAWAN (Pekanbaru, Siak, Kampar, Pelalawan)

TEUKU ICHSAN NURRADY, Dr. Ir. Dewanti, M.S; Dr. Yori Herwangi, S.T., M.URP.

2019 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

PEKANSIKAWAN merupakan konsep kawasan metropolitan yang mengintegrasikan 3 wilayah kabupaten di Provinsi Riau agar sektor strategis daerah dapat dikembangkan. Dalam konsep ini terjadi interaksi antar wilayah yang dapat dilihat dari interaksi kota inti (Kota Pekanbaru) dan 8 kota satelit disekitarnya. Konsep ini memiliki beberapa isu strategis seperti pelayanan insfrastruktur fisik (prasarana pendukung) dan ekonomi (disparitas), sehingga penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pola keterkaitan fisik dan ekonomi antara kota induk dan kota satelit dan juga mengidentifikasi elemen pembentuk keterkaitan fisik dan keterkaitan ekonomi kota induk dan kota satelit di PEKANSIKAWAN. Metode skoring dan pembobotan digunakan untuk melihat kuatnya keterkaitan fisik dan ekonomi kota satelit dan kota inti yang dilakukan terhadap 7 indikator fisik dan 2 indikator ekonomi yang telah ditentukan bobot masing-masing indikator berdasarkan teori dan pendapat para ahli. Hasil dari analisis tersebut menunjukkan terdapat 5 pola yang berbeda terkait dengan keterkaitan fisik-ekonomi antara kota induk dan kota satelit di PEKANSIKAWAN, dan kota satelit yang memiliki keterkaitan fisik-dan ekonomi yang sama-sama kuat terdapat pada interaksi kota satelit Bangkinang dan Pangkalan Kerinci. Kuatnya keterkaitan fisik-ekonomi pada kedua kota satelit tersebut dipengaruhi oleh terhubungnya Bangkinang dan Pangkalan Kerinci kepada jalan poros (jalan lintas) Sumatera yang menghubungkan Pekanbaru dengan kota-kota di provinsi lain. Selain itu juga, Bangkinang dan Pangkalan Kerinci juga terhubung dengan jalur perdangangan antar wilayah di Pulau Sumatera antara Provinsi Riau dan Prov. Sumatera Barat dan juga Provinsi-provinsi di Sumatera bagian selatan. Secara umum interaksi keruangan yang terjadi antara kota induk dan kota satelit di pekansikawan berpusat pada ketiga wilayah (Bangkinang, Pekanbaru, dan Pangkalan Kerinci) yang memiliki keterkaitan fisik dan ekonomi yang cenderung lebih besar/kuat dibandingkan kota satelit lain di PEKANSIKAWAN.

PEKANSIKAWAN is a concept of a metropolitan area that integrating 3 regencies in Riau Province so that regional strategic sectors can be developed. In this concept there is interaction between regions which can be seen from the interaction of the core city (Pekanbaru City) and the 8 satellite cities around it. This concept has several strategic issues such as physical infrastructure (infrastructure) and economy (disparity), so that this study aims to explain the patterns of physical and economic interaction between the core city and satellite cities and also identify elements that form the physical interaction and economic interaction of core cities and satellite city in PEKANSIKAWAN. Scoring and weighting methods are used to see the strength of the physical and economic interaction between satellite cities and core cities conducted on 7 physical indicators and 2 economic indicators that have been determined by the weight of each indicator based on the theory and opinions of experts. The results of the analysis show that there are 5 different patterns related to the physical-economic interaction between the core city and satellite cities in PEKANSIKAWAN, and satellite cities that have physical and economic interaction which are equally strong in the interaction of Bangkinang and Pangkalan Kerinci satellite cities. The strength of the physical-economic interaction in the two satellite cities is influenced by the connection of Bangkinang and Pangkalan Kerinci to the Sumatera crossing road that connects Pekanbaru with cities in other provinces. In addition, Bangkinang and Pangkalan Kerinci are also connected with the trade routes between regions on Sumatra Island between Riau Province and West Sumatra Province and also Provinces in southern Sumatra. In general, spatial interactions that occur between the core city and satellite cities in the workers centered on the three regions (Bangkinang, Pekanbaru, and Pangkalan Kerinci) which have physical and economic interaction that tend to be bigger / stronger than other satellite cities in PEKANSIKAWAN.

Kata Kunci : kota inti dan kota satelit, interaksi antar wilayah, keterkaitan fisik.

  1. S2-2019-404426-abstract.pdf  
  2. S2-2019-404426-bibliography.pdf  
  3. S2-2019-404426-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2019-404426-title.pdf