PERBEDAAN KUALITAS HIDUP BERDASARKAN KEGAGALAN ULTRAFILTRASI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI CONTINUOUS AMBULATORY PERITONEAL DIALYSIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SARDJITO YOGYAKARTA

KHOIRUL ANWAR, Dr. dr. Agus Siswanto, Sp.PD-Kpsi.; dr. Iri Kuswadi, Sp.PD-KGH

2018 | Tesis-Spesialis | ILMU PENYAKIT DALAM

Latar Belakang. Kualitas hidup merupakan ukuran penting dalam merawat pasien dengan penyakit kronik seperti pada penyakit ginjal kronik karena berhubungan dengan keberhasilan terapi medis. Ultrafiltrasi adalah jumlah kelebihan cairan yang dikeluarkan sebagai hasil dari perbedaan tekanan osmotik yang dihasilkan oleh cairan dialisat pada teknik dialisis peritoneal. Kegagalan ultrafiltrasi akan menyebabkan kelebihan cairan dalam tubuh dan menyebabkan timbulnya gejala sehingga mempengaruhi fungsi fisik, fungsi mental dan kualitas hidup. Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup berdasarkan jumlah ultrafiltrasi pada pasien gagal ginjal terminal yang menjalani CAPD di RSUP dr. Sardjito Yogjakarta. Metode. Penelitian potong lintang deskriptif analitik yang dilakukan pada pasien gagal ginjal terminal yang menjalani terapi Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Data ultrafiltrasi didapatkan dari pencatatan jumlah ultrafiltrasi selama satu bulan yang tertulis di dalam buku harian CAPD yang dimiliki pasien dan diisi setiap kali melakukan dialisis peritoneal dan dihitung rerata per hari dalam satu bulan. Pengukuran kualitas hidup dilakukan dengan kuesioner KDQL-SF-36 versi Bahasa Indonesia. Perbedaan rerata skor KDQL-SF-36 antara kelompok gagal ultrafiltrasi dan kelompok tidak gagal ultrafiltrasi diuji dengan uji t test atau uji Mann Whitney. Hasil Penelitian. Dari 41 subjek terdapat 13 subjek mengalami kegagalan ultrafiltrasi (31,7%). Rerata total skor KDQL-SF-36 kelompok tidak gagal ultrafiltrasi tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok gagal ultrafiltrasi (73,68 +- 11,71 dengan 71,84 +- 13,86, p = ,661). Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna kualitas hidup antara kelompok gagal ultrafiltrasi dengan kelompok tidak gagal ultrafiltrasi pada pasien gagal ginjal terminal yang menjalani CAPD di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Background. Quality of life is an important measure in treating patients with chronic diseases such as chronic kidney disease because it is associated with the success of medical therapy. Ultrafiltration is the amount of excess fluid released as a result of differences in osmotic pressure produced by dialysate fluid in peritoneal dialysis techniques. Ultrafiltration failure will cause volume overload and cause symptoms that affect physical function, mental function and quality of life. Aim of Study This study aimed to determine the difference in quality of life based on ultrafiltration rate in patients with terminal renal failure who underwent CAPD at RSUP dr. Sardjito Yogjakarta. Method. An analytical descriptive cross-sectional study conducted on terminal renal failure patients undergoing Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) therapy at Dr. RSUP Sardjito Yogyakarta. Ultrafiltration data is obtained from recording the number of ultrafiltrations for one month written in the patient's CAPD diary and filled each time on peritoneal dialysis and calculated on average per day in one month. Quality of life measurements were carried out with the Indonesian version of the KDQL-SF-36 questionnaire. Differences in mean scores of KDQL-SF-36 between group failing ultrafiltration and group that did not fail ultrafiltration were tested by t test or Mann Whitney test Hasil Penelitian. Of the 41 subjects there were 13 subjects experiencing ultrafiltration failure (31.7%). The mean total score of KDQL-SF-36 in the group that succeeded in ultrafiltration did not differ significantly compared to the group of ultrafiltration failure (73.68 +- 11.71 with 71.84 +- 13.86, p = 0.661). Conclusion. There were no significant differences in quality of life between the ultrafiltration failure group and the group that succeeded ultrafiltration in terminal renal failure patients who underwent CAPD at Dr. RSUP. Sardjito Yogyakarta

Kata Kunci : Gagal ginjal kronik, CAPD, ultrafiltrasi, kegagalan ultrafiltrasi, kualitas hidup, KDQL-SF-36, Chronic kidney disease, CAPD, ultrafiltration, ultrafiltration failure, quality of life, KDQL-SF-36.