EVALUASI INDUSTRI RUMAH TANGGA MEBEL UKIR JATI DI DESA TAHUNAN (KECAMATAN TAHUNAN, KABUPATEN JEPARA, JAWA TENGAH)
KARNA SETYANINGSIH, Djuwadi
2001 | Skripsi | S1 KEHUTANANMasyarakat Jepara khususnya di Desa Tahunan turun temurun menjadi pengrajin mebel ukir kayu jati yang menghasilkan mebel-mebel ukir dengan gaya dan corak yang khas. Ketrampilan mengukir kayu tersebut dapat memberikan kehidupan bagi sebagian besar masyarakat desa di Jepara. Jenis-jenis kerajinan yang dihasilkan terutama jenis-jenis mebel seperti almari, meja dan kursi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek usaha pada industri rumah tangga mebel ukir jati yang meliputi : kebutuhan bahan baku, kebutuhan bahan pembantu, biaya alat-alat, kalkulasi biaya, keuntungan, nilai tambah dan pola pemasaran serta untuk mengetahui peranan industri rumah tangga non eksperimental dengan menggunakan metode deskriptif sebagai alat analisis. Teknis yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang artinya memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif. Dari penelitian diketahui bahwa kebutuhan kayu bulat sebagai bahan baku industri mebel ukir jati di Desa Tahunan untuk tiap pengrajin adalah sebesar 33,5136 m3 per tahunnya. Biaya bahan pembantu rata-rata untuk setiap satu-satuan mebel ukir adalah sebesar Rp 1518,33, sedangkan besamya biaya alat-alat untuk setiap satu-satuan mebel ukir adalah rata-rata Rp 4380,73. Keuntungan rata-rata yang diperoleh dari setiap satu-satuan jenis mebel cukup besar, yaitu Rp 455.634,3. Prosentase keuntungan terhadap jumlah penjualan (PSR) adalah sebesar 20,39% dan prosentase keuntungan terhadap jumlah biaya produksi (PCR) adalah sebesar 25,65%. Nilai tambah yang diperoleh dari mebel ukir adalah sebesar 25,65% dari biaya beban dasamya yang bila diukur dengan uang adalah sebesar Rp 455.634,3 per satu-satuan jenis mebel. Dengan melihat besamya PSR dan PCR serta nilai tambah sebesar itu, maka Desa Tahunan dinilai cocok untuk mengembangkan industri mebel ukir. Untuk mengembangkan industri rumah tangga mebel ukir yang terdapat di Desa Tahunan, perlu adanya keija sama antara instansi yang terdapat di desa ini khususnya dan di Jepara pada umumnya, serta perlu adanya penelitian mengenai ketersedian kayu sebagai bahan baku industri mebel ukir tersebut. mebel ukir jati bagi penduduk. Penelitian ini bersifat non eksperimental dengan menggunakan metode deskriptif sebagai alat analisis. Teknis yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang artinya memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif. Dari penelitian diketahui bahwa kebutuhan kayu bulat sebagai bahan baku industri mebel ukir jati di Desa Tahunan untuk tiap pengrajin adalah sebesar 33,5136 m3 per tahunnya. Biaya bahan pembantu rata-rata untuk setiap satu-satuan mebel ukir adalah sebesar Rp 1518,33, sedangkan besamya biaya alat-alat untuk setiap satu-satuan mebel ukir adalah rata-rata Rp 4380,73. Keuntungan rata-rata yang diperoleh dari setiap satu-satuan jenis mebel cukup besar, yaitu Rp 455.634,3. Prosentase keuntungan terhadap jumlah penjualan (PSR) adalah sebesar 20,39% dan prosentase keuntungan terhadap jumlah biaya produksi (PCR) adalah sebesar 25,65%. Nilai tambah yang diperoleh dari mebel ukir adalah sebesar 25,65% dari biaya beban dasamya yang bila diukur dengan uang adalah sebesar Rp 455.634,3 per satu-satuan jenis mebel. Dengan melihat besamya PSR dan PCR serta nilai tambah sebesar itu, maka Desa Tahunan dinilai cocok untuk mengembangkan industri mebel ukir. Untuk mengembangkan industri rumah tangga mebel ukir yang terdapat di Desa Tahunan, perlu adanya keija sama antara instansi yang terdapat di desa ini khususnya dan di Jepara pada umumnya, serta perlu adanya penelitian mengenai ketersedian kayu sebagai bahan baku industri mebel ukir tersebut.
Kata Kunci : Evaluasi industri, mebel ukir jati