KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) PADA REMAJA : STRUKTUR SOSIAL DAN STRATEGI PADA REMAJA DESA (Studi di Desa Matesih, Kec. Matesih, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah)
RIMA IDHA KARISMA, Drs. Soeprapto, S.U.; Wahyu Kustiningsih, M.A.; Mustagfiroh Rahayu, M.A.
2019 | Skripsi | S1 SOSIOLOGIKehamilan tidak diinginkan (KTD) pada remaja telah menghasilkan berbagai kecemasan. Stigma yang melekat pada perempuan KTD telah melahirkan praktik eksklusi terhadap remaja perempuan yang mengalami KTD. Praktik ini terjadi dalam berbagai institusi: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lahirnya fenomena KTD pun tidak terlepas dari peran keluarga, masyarakat, dan sekolah sebagai institusi yang turut membentuknya. Kehamilan tidak diinginkan pada remaja di Desa Matesih dianggap sebagai aib oleh lingkungannya, dimana tubuh remaja perempuan yang hamil inilah yang lebih banyak mendapat diskriminasi. Dengan menggunakan teori strukturasi milik Anthony Giddens (1989), penelitian ini berusaha mengungkap struktur pedesaan yang turut melatarbelakangi terjadinya fenomena kehamilan tidak diinginkan di Desa Matesih. Struktur ini digambarkan dari bagaimana ketiga informan diarahkan mengenai norma dan nilai, gender, serta kesehatan reproduksinya. Struktur yang terus direproduksi dalam Desa Matesih ini membuat informan kemudian melakukan strategi, yang membuktikan bahwa dalam fenomena KTD mereka mampu melewati berbagai hambatan dan bertahan hidup baik secara individu maupun sosial.
Unwanted pregnancy in adolescents has produced a variety of anxiety. The stigma attached to unwanted adolescents pregnancy has given rise to exclusion practice for adolescent girls who experiences adolescents pregnancy. This practice occurs in various institutions: family, school, and society. The birth of adolescents pregnancy phenomenon is inseparable from the role of families, communities, and schools as institutions that helped shape it. Unwanted pregnancies of adolescents in Matesih village are considered a disgrace by the environment, which the teenage pregnant women who get more discrimination. Using Anthony Giddens (1989) structuration theory, this study seeks to uncover the rural structure that underlies the occurrence of unwanted pregnancy phenomena in Matesih village. This structure is illustrated by how the three informants were directed towards their norms and values, gender, and reproductive health. The structure that continues to be reproduced in the Matesih village makes the informants then carry out a strategy, which proved that in the adolescents pregnancy phenomenon they are able to overcome various obstacles and survive both individually and socially.
Kata Kunci : Kehamilan remaja, struktur sosial, pedesaan, strategi / Adolescents pregnancy, social structure, rural, strategy